Neuralgia Trigeminal

(Tic Douloureux)

OlehMichael Rubin, MDCM, New York Presbyterian Hospital-Cornell Medical Center
Ditinjau OlehMichael C. Levin, MD, College of Medicine, University of Saskatchewan
Ditinjau/Direvisi Dimodifikasi Aug 2025
v746129_id

Neuralgia trigeminal adalah nyeri wajah yang parah akibat kerusakan saraf kranial kelima (saraf trigeminal). Saraf ini membawa informasi sensorik dari wajah ke otak dan mengontrol otot-otot yang terlibat dalam mengunyah.

  • Penyebabnya biasanya adalah arteri yang diposisikan abnormal yang menekan saraf trigeminal.

  • Orang berulang kali mengalami semburan singkat seperti kilat berupa rasa sakit menusuk yang luar biasa di bagian bawah wajah.

  • Dokter mendasarkan diagnosis pada rasa sakit yang khas.

  • Obat-obatan antikejang tertentu, antidepresan tertentu, atau baklofen, dapat meredakan nyeri, tetapi terkadang diperlukan pembedahan.

Neuralgia trigeminal biasanya memengaruhi orang dewasa, terutama lansia. Ini lebih umum terjadi di kalangan perempuan.

Penyebab umum neuralgia trigeminal adalah

  • Arteri yang diposisikan secara tidak normal yang menekan saraf trigeminal di dekat tempat ia keluar dari otak

Kadang-kadang pada orang yang lebih muda, neuralgia trigeminal disebabkan oleh kerusakan saraf akibat multipel sklerosis. Jarang terjadi, neuralgia trigeminal terjadi karena kerusakan yang diakibatkan kompresi oleh tumor, sambungan abnormal antara arteri dan vena (malformasi arteriovenosa), atau tonjolan (aneurisme) di dalam arteri yang menyuplai otak.

Gejala Neuralgia Trigeminal

Nyeri akibat neuralgia trigeminal dapat terjadi secara spontan, tetapi sering kali terpicu dengan menyentuh titik tertentu (disebut titik pemicu) pada wajah, bibir, atau lidah, atau melalui tindakan seperti menyikat gigi atau mengunyah. Semburan singkat seperti kilat yang berulang dari rasa sakit menusuk yang luar biasa dapat dirasakan di bagian bawah wajah tetapi paling sering dirasakan di pipi di samping hidung atau rahang.

Biasanya, hanya satu sisi wajah yang terpengaruh. Nyeri biasanya berlangsung selama beberapa detik tetapi dapat berlangsung hingga 2 menit. Jika berulang hingga 100 kali sehari, nyeri ini bisa melumpuhkan. Mengingat nyeri ini sangat kuat, orang cenderung meringis, sehingga gangguan ini terkadang disebut tik. Gangguan ini biasanya sembuh dengan sendirinya, tetapi serangan gangguan ini sering berulang setelah interval bebas nyeri yang lama.

Diagnosis Neuralgia Trigeminal

  • Evaluasi dokter

  • Pencitraan resonansi magnetik

Meskipun tidak ada pengujian spesifik untuk mengidentifikasi neuralgia trigeminal, nyeri khasnya biasanya memudahkan dokter untuk mendiagnosis. MRI otak dilakukan untuk menentukan apakah ada arteri yang melintasi saraf. Informasi ini dapat memandu terapi di masa mendatang. MRI otak juga dapat menentukan apakah tumor menekan saraf. Namun demikian, dokter harus membedakan neuralgia trigeminal dengan kemungkinan penyebab nyeri wajah lainnya, seperti gangguan rahang, gigi, atau sinus.

Pengobatan Neuralgia Trigeminal

  • Antikejang atau obat-obatan lainnya

  • Terkadang pembedahan

Serangan nyeri bersifat singkat dan kambuhan, oleh karena itu analgesik biasa biasanya tidak membantu, tetapi obat-obatan lain, terutama obat antikejang tertentu, yang diminum melalui mulut, dapat membantu. (Obat antikejang menstabilkan membran sel saraf.) Obat antikejang karbamazepin biasanya dicoba terlebih dahulu. Okskarbazepin, lamotrigin, gabapentin, atau fenitoin, yang juga merupakan obat antikejang, dapat diresepkan jika karbamazepin tidak efektif atau memiliki efek samping yang tidak dapat ditoleransi.

Baklofen (obat yang digunakan untuk mengurangi kejang otot) atau amitriptyline (antidepresan trisiklik) dapat digunakan sebagai gantinya. Jika amitriptilin memiliki efek samping yang tidak dapat ditoleransi, antidepresan trisiklik lain dapat dicoba.

Menyuntikkan toksin botulinum (digunakan untuk melumpuhkan otot atau mengobati keriput) di dekat area yang terasa nyeri dapat membantu sebagian orang. Pengobatan ini digunakan sebagai alternatif untuk pembedahan pada orang-orang yang nyerinya tidak merespons dengan baik terhadap obat.

Jika nyerinya hebat dan sering terjadi, dokter dapat menggunakan blok saraf untuk meredakan nyeri sementara hingga obat yang diberikan melalui mulut mulai beraksi. Anestesi diinjeksikan ke dalam saraf untuk memblokir fungsinya sementara waktu.

Jika nyeri terus terasa parah meskipun sudah diobati, dapat dilakukan pembedahan. Jika penyebabnya adalah arteri yang diposisikan secara tidak normal, dokter bedah akan memisahkan arteri dari saraf dan menempatkan spons kecil di antara keduanya. Prosedur ini (disebut dekompresi vaskular) biasanya meredakan rasa sakit selama bertahun-tahun. Jika penyebabnya adalah tumor, tumor dapat diangkat melalui pembedahan.

Jika nyeri yang dialami pasien tidak dapat diatasi dengan obat-obatan dan pembedahan tampaknya terlalu berisiko, maka blok saraf dapat dilakukan untuk menentukan apakah prosedur lain dapat membantu. Jika suntikan anestesi ke dalam saraf meredakan nyeri, mendisrupsi saraf dapat meredakan nyeri, terkadang secara permanen. Disrupsi dapat dilakukan dengan

  • Memotong saraf melalui pembedahan

  • Memotong saraf dengan probe frekuensi radio (menggunakan panas) atau pisau gamma

  • Menekan saraf dengan balon

  • Menghancurkan saraf dengan menyuntikkan agen seperti gliserol ke dalamnya

Namun demikian, pembedahan yang meredakan nyeri sering kali mengakibatkan kebas pada wajah. Nyeri juga sering berulang. Akibatnya, orang mungkin memerlukan banyak prosedur. Menjalani banyak prosedur dapat meningkatkan risiko timbulnya nyeri parah yang sulit diobati.

Menghilangkan Tekanan pada Saraf

Ketika rasa sakit disebabkan oleh arteri yang diposisikan secara abnormal menekan saraf kranial, rasa sakit dapat dikurangi dengan prosedur bedah yang disebut dekompresi vaskular. Prosedur ini dapat dilakukan untuk mengobati neuralgia trigeminal, spasme hemifasial, atau neuralgia glosafaring.

Jika saraf trigeminal dikompresi, area di bagian belakang kepala akan dicukur, dan akan dibuat sayatan. Dokter bedah memotong lubang kecil di tengkorak dan mengangkat tepi otak untuk membuka saraf. Kemudian dokter bedah memisahkan arteri dari saraf dan menempatkan spons kecil di antara keduanya.

Diperlukan bius total, tetapi risiko efek samping dari prosedur ini kecil. Efek sampingnya meliputi kebas pada wajah, kelemahan wajah, penglihatan ganda, infeksi, perdarahan, perubahan pendengaran dan keseimbangan, serta kelumpuhan.

Biasanya, prosedur ini meredakan nyeri, tetapi pada sekitar 15% orang, nyerinya akan kambuh.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!