Defisiensi Vitamin K

OlehLarry E. Johnson, MD, PhD, University of Arkansas for Medical Sciences
Ditinjau OlehGlenn D. Braunstein, MD, Cedars-Sinai Medical Center
Ditinjau/Direvisi Dimodifikasi Aug 2024
v766864_id

Defisiensi Vitamin K paling banyak terjadi pada bayi, terutama mereka yang menerima ASI. Defisiensi dapat menyebabkan perdarahan; oleh karena itu, semua bayi baru lahir harus diberi injeksi vitamin K.

  • Perdarahan yang merupakan gejala utamanya dapat mengancam jiwa bayi baru lahir.

  • Tes darah untuk memeriksa seberapa cepat pembekuan darah dapat menegakkan diagnosis.

  • Semua bayi baru lahir harus mendapatkan injeksi vitamin K.

  • Suplemen Vitamin K yang diberikan secara oral atau disuntikkan di bawah kulit dapat membantu mengatasi defisiensi.

(Lihat juga Gambaran Umum Vitamin.)

Vitamin K memiliki dua bentuk:

  • Filokuinon: Bentuk ini terkandung pada tanaman dan dikonsumsi melalui makanan. Zat ini terserap lebih baik jika dikonsumsi bersama lemak. Filokuinon tidak beracun.

  • Menakuinon: Bentuk ini dihasilkan oleh bakteri di dalam usus, tetapi hanya sedikit yang dihasilkan. Di beberapa negara, bentuk ini digunakan untuk suplementasi.

Vitamin K, seperti halnya vitamin A, D, dan E, tergolong vitamin larut lemak, yakni vitamin yang terlarut dalam lemak dan paling baik diserap saat dimakan bersama sejumlah lemak. Sumber vitamin K yang baik meliputi sayuran berdaun hijau (seperti collard, bayam, dan kale) serta minyak kedelai dan kanola.

Vitamin K diperlukan untuk sintesis protein yang membantu mengontrol perdarahan (faktor pembekuan darah) dan dengan demikian mendukung pembekuan darah yang normal. Vitamin ini juga diperlukan untuk tulang dan jaringan lain yang sehat.

Defisiensi Vitamin K dapat menyebabkan penyakit hemoragik pada bayi baru lahir, yang ditandai dengan kecenderungan untuk mengalami perdarahan. Injeksi vitamin K biasanya diberikan kepada bayi baru lahir untuk melindunginya dari penyakit ini. Bayi-bayi yang menerima ASI yang belum menerima injeksi ini pada saat lahir sangat rentan terhadap defisiensi vitamin K, karena ASI hanya mengandung sedikit vitamin K. Penyakit hemoragik juga lebih mungkin terjadi pada bayi-bayi yang memiliki gangguan yang menghalangi penyerapan lemak atau gangguan hati. Susu formula untuk bayi mengandung vitamin K. Risikonya juga meningkat jika ibu telah meminum obat antikejang (seperti fenitoin), antikoagulan (yang membuat darah cenderung tidak membeku), atau antibiotik tertentu.

Pada orang dewasa sehat, defisiensi vitamin K tidak umum terjadi karena banyak sayuran hijau mengandung vitamin K dan bakteri di dalam usus menghasilkan vitamin K.

Jika seseorang mengalami defisiensi vitamin K, meminum warfarin atau antikoagulan terkait akan mengganggu sintesis faktor pembekuan darah (yang membantu pembekuan darah) dan dapat membuat perdarahan lebih cenderung terjadi atau memburuk. Antikoagulan diberikan kepada orang-orang dengan kondisi yang meningkatkan risiko pembekuan darah. Kondisi ini meliputi keharusan untuk tirah baring (misalnya, karena cedera atau penyakit), pemulihan dari pembedahan, dan mengalami fibrilasi atrium (ritme jantung yang tidak normal dan tidak teratur). Orang yang meminum warfarin perlu menjalani tes darah secara berkala untuk memeriksa seberapa cepat pembekuan darah mereka.

Penyebab Defisiensi Vitamin K

Defisiensi Vitamin K dapat terjadi akibat hal-hal berikut:

  • Pola makan yang rendah vitamin K

  • Pola makan sangat rendah lemak karena vitamin K paling baik diserap saat dikonsumsi bersama sejumlah lemak

  • Gangguan yang menghalangi penyerapan lemak sehingga mengurangi penyerapan vitamin K (seperti penyumbatan saluran empedu atau fibrosis kistik)

  • Obat-obatan tertentu, termasuk obat-obatan antikejang, dan beberapa jenis antibiotik

  • Konsumsi minyak mineral dalam jumlah besar, yang dapat mengurangi penyerapan vitamin K

Bayi baru lahir rentan terhadap defisiensi vitamin K karena hal-hal berikut ini:

  • Hanya sedikit vitamin K yang disalurkan dari ibu ke janin selama kehamilan.

  • Selama beberapa hari pertama setelah kelahiran, usus bayi baru lahir belum mendapatkan bakteri untuk memproduksi vitamin K.

Tahukah Anda...

  • Bayi baru lahir berisiko mengalami defisiensi vitamin K karena mereka belum mendapatkan cukup vitamin K sebelum lahir dan karena mereka belum dapat menyintesis vitamin K sendiri.

Gejala Defisiensi Vitamin K

Gejala utama defisiensi vitamin K adalah perdarahan (hemoragi)—ke dalam kulit (menyebabkan memar), dari hidung, dari luka, di dalam lambung, atau di dalam usus. Terkadang perdarahan di lambung menyebabkan muntah disertai darah. Darah dapat terlihat di dalam urine atau tinja, atau tinja dapat berwarna hitam pekat.

Pada bayi baru lahir, perdarahan yang mengancam jiwa di dalam atau di sekitar otak dapat terjadi.

Memiliki gangguan hati meningkatkan risiko perdarahan, karena faktor pembekuan darah diproduksi di dalam hati.

Defisiensi Vitamin K juga dapat melemahkan tulang.

Diagnosis Defisiensi Vitamin K

  • Tes darah

Dokter mencurigai adanya defisiensi vitamin K jika terjadi perdarahan abnormal pada orang-orang dalam kondisi yang menimbulkan risiko tersebut.

Tes darah untuk mengukur seberapa cepat pembekuan darah dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis. Mengetahui berapa banyak vitamin K yang dikonsumsi membantu dokter menginterpretasikan hasil tes darah ini. Terkadang kadar vitamin K dalam darah akan diukur.

Pengobatan untuk Defisiensi Vitamin K

  • Untuk semua bayi baru lahir, diberikan injeksi vitamin K

  • Untuk defisiensi, vitamin K diberikan secara oral atau melalui injeksi

Injeksi vitamin K pada otot dianjurkan bagi semua bayi baru lahir untuk mengurangi risiko perdarahan dalam otak setelah persalinan.

Jika seseorang didiagnosis defisiensi vitamin K, vitamin K biasanya diberikan secara oral atau melalui injeksi di bawah kulit. Jika obat adalah penyebabnya, dosis obat disesuaikan atau diberikan vitamin K ekstra.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!