Menjawab Pertanyaan Umum Pasien Tentang Sindrom Cushing

Komentar02/04/25 Ashley B. Grossman, MD, University of Oxford; Fellow, Green-Templeton College

Sindrom Cushing menjadi berita utama baru-baru ini setelah seorang selebriti didiagnosis dengan kondisi yang relatif langka ini. Pasien dengan sindrom Cushing memiliki terlalu banyak hormon adrenal yang disebut kortisol, yang dapat menyebabkan perubahan penampilan fisik dan kondisi medis yang mengancam jiwa. Dengan adanya pemberitaan baru-baru ini mengenai gejala-gejala sindrom Cushing dan dampaknya terhadap tubuh, pasien mungkin ingin tahu mengenai kondisi ini dan langkah-langkah yang harus diambil jika mereka mungkin berisiko mengalami sindrom tersebut.

Berikut adalah jawaban atas beberapa pertanyaan pasien yang paling sering diajukan seputar sindrom Cushing.

1. Apa penyebab sindrom Cushing?

Kelenjar adrenal melepaskan hormon yang membantu mengendalikan tekanan darah, detak jantung, keseimbangan air dan garam, respons terhadap stres, dan banyak lagi. Sindrom Cushing terjadi ketika kelenjar ini melepaskan terlalu banyak hormon kortisol, atau Anda sedang mengonsumsi hormon mirip kortisol.

Kondisi ini biasanya timbul akibat salah satu dari dua penyebab:

  • tumor pada kelenjar adrenal atau kanker di bagian tubuh lainnya
  • mengonsumsi obat kortikosteroid untuk waktu yang lama

Kortikosteroid (sering kali hanya disebut sebagai steroid)  diresepkan untuk kondisi medis yang serius, termasuk gangguan inflamasi, alergi, dan autoimun.

Penting untuk dicatat bahwa sindrom Cushing berbeda dengan penyakit Cushing. Penyakit Cushing secara khusus mengacu pada sindrom Cushing dengan penyebab spesifik -- stimulasi berlebihan pada kelenjar adrenal, biasanya karena  tumor pituitari.

Terkadang, pasien meyakini bahwa karena kortisol adalah hormon stres, penyakit Cushing mereka disebabkan oleh stres dalam hidup mereka. Itu tidak benar. Tidak ada bukti bahwa gaya hidup tertentu menyebabkan sindrom Cushing.

 

2. Apa saja gejala sindrom Cushing?

Kortisol adalah hormon penting dalam tubuh. Jika kadar hormon ini terlalu tinggi dapat menyebabkan banyak perubahan, termasuk peningkatan gula darah dan kolesterol. Kortikosteroid juga mengubah jumlah dan distribusi lemak tubuh.

. Gejala lain dari sindrom Cushing meliputi:

  • Wajah bulat dan besar (disebut “wajah bulan”)
  • Lemak perut dan lemak dalam jumlah besar di bagian atas punggung Anda (disebut "punuk kerbau [buffalo hump]")
  • Kulit tipis yang mudah memar dan sulit untuk sembuh
  • Garis-garis ungu yang terlihat seperti selulit pada dada dan perut Anda
  • Mudah lelah
  • Terkadang, muncul rambut ekstra di wajah dan tubuh
  • Pada wanita, terkadang terjadi kerontokan rambut

Seiring waktu, kadar kortikosteroid yang tinggi dapat meningkatkan tekanan darah (hipertensi), melemahkan tulang (osteoporosis), dan mengurangi resistensi terhadap infeksi. Risiko terbentuknya  batu ginjal,  diabetes, dan bekuan darah di pembuluh darah meningkat, serta gangguan dan gejala psikologi, termasuk depresi dan halusinasi, juga dapat terjadi.

Sindrom cushing dapat mengancam jiwa. Kadar kortisol yang sangat tinggi akan menurunkan kadar kalium Anda, sehingga dapat menyebabkan masalah jantung. Kadar kortisol yang sangat tinggi akan menekan sistem kekebalan tubuh, dan pasien dengan sindrom Cushing dapat tiba-tiba menjadi kewalahan oleh infeksi yang seharusnya dapat mereka lawan dengan mudah.

3. Apa yang dapat saya harapkan pada janji temu dengan dokter untuk sindrom Cushing?

Untuk pasien yang tidak mengonsumsi steroid dosis tinggi, sindrom Cushing jarang terjadi, dan banyak gejala yang dapat disebabkan oleh penyebab lain. Pada saat yang sama, perubahan fisik dapat menjadi indikator yang baik untuk sindrom Cushing. 

Sering kali, pasien melihat perubahan penampilan fisik yang mendorong kunjungan ke dokter. Jika Anda mengalami gejala ini, ada baiknya segera mengunjungi dokter perawatan primer Anda. Bawa beberapa foto diri Anda dari beberapa tahun yang lalu sehingga dokter dapat mengamati perubahan yang mungkin terjadi pada tubuh Anda. Dokter juga akan bertanya tentang apa saja yang dapat meningkatkan kadar steroid, seperti menggunakan krim dengan steroid atau steroid inhalasi, serta penggunaan obat rekreasional.

Jika dokter mencurigai adanya kadar kortisol yang tinggi, ada beberapa metode yang dapat mereka gunakan untuk mendiagnosis masalah ini lebih lanjut dan menentukan apakah pasien mengalami sindrom Cushing. Hal ini dapat mencakup pengukuran kadar kortisol dalam air liur, urine, dan/atau darah, pengobatan untuk menekan kadar kortisol untuk sementara waktu, atau tes pencitraan.

Setelah pasien didiagnosis dengan sindrom Cushing, penting untuk menemui dokter spesialis agar mendapatkan panduan dan pengobatan lebih lanjut. Pengobatannya akan bergantung pada apakah masalahnya berada di kelenjar adrenal, kelenjar pituitari, atau di tempat lain. Bagi mereka yang meminum steroid, dokter dapat merekomendasikan perubahan pengobatan. Pengobatan lain dapat mencakup diet tinggi protein dan kalium, obat-obatan yang menurunkan kadar kortisol atau menghambat efek kortisol, atau pembedahan atau terapi radiasi.

Orang yang kedua kelenjar adrenalnya diangkat sebagai langkah pengobatan untuk penyakit Cushing yang tidak sembuh dengan pembedahan dan/atau radiasi ke pituitari dapat mengalami sindrom Nelson, ketika tumor pituitari membesar dan menjadi terpigmentasi.

4. Apakah aman meminum steroid?

Steroid dapat menjadi pengobatan yang sangat efektif bagi banyak pasien, tetapi memiliki risiko efek samping. Obat-obatan tersebut harus diminum sesuai resep. Dokter tidak pernah menghentikan penggunaan kortikosteroid secara tiba-tiba jika seseorang telah mengonsumsinya selama lebih dari 2 atau 3 minggu. Sebaliknya, dokter akan secara bertahap mengurangi (memperkecil) dosisnya selama beberapa minggu dan terkadang beberapa bulan.

Pasien harus mengetahui bahwa apa pun penyebabnya, sindrom Cushing dapat diobati. Untuk informasi lebih lanjut tentang sindrom Cushing, kunjungi halaman Manual  atau Fakta Singkat  tentang topik tersebut.