Infeksi Virus Ebola dan Virus Marburg

OlehStefania Carmona, MD, University of Alabama at Birmingham
Ditinjau OlehChristina A. Muzny, MD, MSPH, Division of Infectious Diseases, University of Alabama at Birmingham
Ditinjau/Direvisi Dimodifikasi Aug 2025
v12822181_id

Infeksi virus Marburg dan virus Ebola menyebabkan perdarahan dan malafungsi organ. Infeksi ini sering mengakibatkan kematian.

  • Infeksi Marburg dan Ebola menyebar karena memegang hewan hidup atau mati yang terinfeksi atau melalui kontak dengan kulit atau cairan tubuh orang terinfeksi yang memiliki gejala atau yang telah meninggal.

  • Gejalanya dimulai dengan demam, nyeri otot dan tubuh, sakit kepala, batuk, dan nyeri tenggorokan, diikuti dengan muntah dan diare serta perdarahan dari mulut, hidung, atau organ dalam.

  • Untuk menegakkan diagnosis, dokter melakukan tes darah dan tes urine.

  • Pengobatan meliputi pemberian cairan melalui pembuluh vena dan pengobatan lain untuk mempertahankan fungsi tubuh.

  • Isolasi ketat dan tindakan pencegahan untuk menjaga sanitasi (dan, untuk tenaga kesehatan, penggunaan pakaian pelindung) diperlukan untuk mencegah penyebaran infeksi.

Infeksi virus Marburg dan Ebola adalah demam hemoragik, ditandai dengan perdarahan. Virus ini disebabkan oleh virus yang disebut filovirus. Virus Ebola memiliki 5 spesies termasuk virus Ebola Zaire dan virus Ebola Sudan.

Wabah infeksi virus Ebola dan Marburg dimulai di Afrika Tengah dan Barat, mungkin karena infeksinya banyak terjadi pada hewan liar di sana. Wabah seperti ini jarang terjadi dan, pada masa lalu, belum menyebar sangat jauh karena biasanya terjadi di daerah pedesaan yang terisolasi. Namun demikian, pelaku perjalanan dari area tersebut terkadang membawa infeksi ke daerah terdekat atau, yang jarang terjadi, ke luar Afrika.

Penularan virus Ebola dan Marburg

Virus Ebola dan Marburg sangat menular.

Virus-virus ini biasanya menginfeksi hewan dan hanya sesekali menyebar ke manusia. Infeksi pada manusia dapat terjadi akibat menangani atau memakan hewan yang terinfeksi, seperti kelelawar buah atau primata (kera dan monyet). Infeksi virus Marburg telah terjadi pada orang yang terpapar kelelawar (misalnya, di tambang atau gua).

Setelah seseorang terinfeksi, infeksi tersebut kemudian dapat menyebar dari satu orang kepada orang lain ketika orang-orang bersentuhan langsung dengan kulit atau cairan tubuh (air liur, darah, muntah, urine, feses, keringat, ASI, atau air mani) orang yang terinfeksi. Seseorang tidak dapat menularkan infeksi sebelum menunjukkan gejala. Meskipun demikian, cairan tubuh dari orang yang meninggal dapat menularkan infeksi, terutama kepada orang yang mengangkut dan menyiapkan jenazah untuk dimakamkan.

Ebola diperkirakan tidak menyebar melalui udara (misalnya, dalam droplet yang menyebar ketika seseorang batuk atau bersin).

Pada beberapa orang yang sembuh, virus Ebola pada akhirnya benar-benar tersingkir dari sistem mereka, dan mereka tidak lagi menularkan penyakit. Namun demikian pada sebagian orang lainnya, virus dapat tetap ada selama beberapa waktu di area tubuh yang dilindungi dari serangan oleh sistem imun (seperti mata atau air mani). Materi genetik virus Ebola dapat tetap berada dalam air mani selama maksimal 3 bulan setelah laki-laki tersebut tidak lagi menunjukkan gejala.

Virus Marburg dapat tetap berada dalam air mani hingga 7 minggu setelah laki-laki tersebut tidak lagi memiliki gejala.

Gejala Infeksi Virus Ebola dan Marburg

Orang mengalami gejala pertama sekitar 2 hingga 21 hari setelah terpapar virus. Pada awalnya, gejala-gejala tersebut biasanya menyerupai infeksi virus lain yang kurang berbahaya. Seseorang mengalami nyeri otot, sakit kepala, nyeri tenggorokan, dan batuk. Orang juga menjadi sensitif terhadap cahaya, dan warna putih mata dapat berubah menjadi merah.

Dalam beberapa hari, gejala yang lebih serius berkembang, seperti yang berikut ini:

  • Nyeri perut

  • Menguningnya kulit dan bagian putih mata (penyakit kuning)

  • Muntah dan diare berat

  • Kecenderungan untuk berdarah

  • Kebingungan, mengigau, dan koma

Muntah dan diare menyebabkan dehidrasi, yang, jika tidak diobati, menyebabkan tekanan darah rendah (syok), irama jantung abnormal, dan kematian.

Perdarahan dimulai dalam beberapa hari pertama. Perdarahan di bawah kulit dapat terlihat seperti bintik-bintik atau bercak keunguan atau gelap (memar). Gusi, hidung, rektum, atau organ internal dapat berdarah, seperti halnya luka tusukan (akibat pengambilan darah atau memasang selang infus).

Setelah sekitar 5 hari, ruam, terutama di batang tubuh akan muncul.

Selama minggu kedua munculnya gejala, demam timbul dan seseorang akan pulih kondisinya atau mengalami malafungsi organ (disebut kegagalan organ). Kematian dialami oleh 25% hingga 90% orang yang terinfeksi bergantung sebagian besar pada tingkat perawatan medis yang tersedia. Dibandingkan dengan infeksi virus Marburg, Ebola cenderung berakibat fatal. Pemulihan membutuhkan waktu yang lama.

Diagnosis Infeksi Virus Ebola dan Marburg

  • Tes darah dan tes urine

Mengidentifikasi Ebola pada orang yang telah terinfeksi hanya selama beberapa hari sulit dilakukan karena gejala awal, seperti demam, dapat disebabkan oleh infeksi yang lebih umum. Meskipun demikian, jika orang-orang dengan gejala ini berada di atau telah bepergian dari daerah yang terjangkit Ebola, dokter dapat mencurigai adanya Ebola. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) telah menyediakan pedoman bagi tenaga kesehatan profesional agar mereka dapat mengevaluasi pelaku perjalanan yang kembali dari area tersebut.

Jika dokter mencurigai adanya infeksi virus Ebola atau Marburg, mereka akan mengambil sampel darah dan urine dari orang tersebut dan melakukan tes untuk memastikan adanya infeksi.

Tenaga kesehatan masyarakat diberi tahu jika seseorang didiagnosis terinfeksi Ebola atau Marburg.

Pengobatan Infeksi Virus Ebola dan Marburg

  • Perawatan suportif

  • Obat antivirus

Pengobatan penunjang melibatkan:

  • Memberikan cairan secara intravena (infus) untuk menjaga tekanan darah dan keseimbangan elektrolit (seperti natrium, kalium, dan kalsium)

  • Memberikan transfusi faktor pembekuan darah untuk membantu memperlambat atau menghentikan perdarahan

  • Mengobati gejala, termasuk memberikan pereda nyeri

Dua pengobatan antibodi monoklonal (disebut REGN-EB3 dan mAb-114) tersedia untuk mengobati infeksi virus Ebola yang disebabkan oleh virus Ebola Zaire. Kedua pengobatan ini diuji selama wabah Ebola 2018 hingga 2020 di Republik Demokratik Congo dan terbilang efektif, sekitar 90% orang mengalami kesembuhan ketika obat diberikan dalam beberapa hari pertama setelah terinfeksi.

Tidak ada pengobatan yang efektif untuk infeksi virus Marburg.

Pencegahan Infeksi Virus Ebola dan Marburg

Beberapa vaksin dan obat antivirus telah dikembangkan. Vaksin Ebola Zaire tersedia untuk digunakan pada orang berusia 18 tahun ke atas yang mungkin terpapar virus (misalnya, profesional perawatan kesehatan dan ilmuwan tertentu). Dua vaksin Ebola Zaire digunakan secara rutin di Republik Demokratik Kongo (DRC). Vaksin ini hanya untuk Ebola Zaire dan tidak memberikan perlindungan silang terhadap penyakit akibat virus Ebola Sudan. Vaksin untuk penyakit virus Ebola Sudan sedang dikembangkan.

Isolasi ketat diperlukan untuk mencegah penyebaran. Mengisolasi orang dengan gejala kemungkinan infeksi virus Ebola atau Marburg di fasilitas yang hanya digunakan untuk tujuan tersebut dapat membantu. Fasilitas ini dapat menangani cairan tubuh yang terinfeksi secara aman. Individu yang telah berhubungan dengan orang yang terinfeksi harus divaksin.

Anggota staf yang merawat penderita Ebola harus sepenuhnya tertutup dalam pakaian pelindung, termasuk perlengkapan kepala yang dilengkapi dengan respirator. Meskipun infeksi tersebut diperkirakan tidak menyebar melalui udara, tindakan pencegahan terhadap penyebaran tersebut tetap dilakukan. Anggota staf lainnya harus siap membantu mereka yang mengenakan pakaian pelindung saat melepas pakaian pelindung tersebut.

Membersihkan dan mendisinfeksi permukaan dan peralatan yang mungkin terkontaminasi dengan hati-hati sangatlah penting, demikian juga memastikan bahwa cairan tubuh (seperti darah, keringat, muntah, feses, dan urine) ditangani dengan aman.

Untuk orang-orang yang telah bepergian ke atau berada di area yang terkena dampak wabah Ebola, disarankan untuk melakukan hal-hal berikut:

  • Menggunakan kebersihan yang baik, seperti mencuci tangan dengan sabun dan air atau pembersih tangan berbasis alkohol dan menghindari kontak dengan darah dan cairan tubuh orang lain

  • Hindari memegang barang-barang yang mungkin sudah bersinggungan dengan darah atau cairan tubuh orang yang terinfeksi (seperti pakaian, seprai, jarum, dan peralatan medis)

  • Hindari berpartisipasi dalam ritual pemakaman atau penguburan yang mengharuskan untuk memegang tubuh seseorang yang meninggal karena Ebola

  • Menghindari kontak dengan kelelawar dan primata (seperti kera dan monyet) dan tidak mengonsumsi daging mentah atau daging yang tidak dimasak hingga matang yang dibuat dari hewan ini

  • Menghindari fasilitas di Afrika Barat tempat pasien Ebola dirawat

  • Setelah kembali, pantau kesehatan Anda selama 21 hari dan segera dapatkan perawatan medis jika mengalami gejala yang mengarah ke Ebola

Meskipun tidak ada infeksi yang diketahui telah ditularkan melalui hubungan seksual atau menyusui, tetapi jumlah orang yang diteliti memang terbilang rendah. Oleh karena itu, tidak ada pedoman tegas tentang berapa lama seseorang harus menghindari hubungan seksual tanpa pelindung, menyusui, atau kontak erat yang bersifat pribadi. Namun demikian, untuk keamanan, dokter dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar pria tidak melakukan hubungan seksual hingga semen mereka dites dua kali dan menunjukkan hasil negatif terhadap virus, atau melakukan seks yang aman (termasuk penggunaan kondom) selama 12 bulan sejak munculnya gejala.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!