Faktor risiko kanker anal meliputi infeksi menular seksual tertentu.
Perdarahan dengan buang air besar, nyeri, dan terkadang gatal di sekitar anus merupakan gejala yang khas.
Pemeriksaan manual, sigmoidoskopi atau kolonoskopi, dan biopsi dilakukan untuk memverifikasi diagnosis.
Pengobatan dapat melibatkan pembedahan saja atau kombinasi terapi radiasi dan kemoterapi atau terapi radiasi dan pembedahan.
Kanker anal berkembang di sel kulit area terdekat di sekitar anus atau pada lapisan zona transisi antara anus dan rektum (kanal anal). Tidak seperti di rektum dan usus besar, di mana kanker hampir selalu merupakan adenokarsinoma, kanker anus terutama adalah karsinoma sel skuamosa.
Kanker anal terjadi pada sekitar 10.540 orang di Amerika Serikat setiap tahun dan menyebabkan sekitar 2.190 kematian. Kanker anal lebih banyak terjadi pada perempuan.
Faktor risiko kanker anal meliputi hal berikut:
Infeksi human papillomavirus (HPV) (kutil kelamin) (faktor risiko paling umum)
Hubungan anal reseptif
Fistula kronis
Terapi radiasi pada kulit anal
Infeksi Lymphogranuloma venereum
Infeksi Condyloma acuminatum
Merokok
Gejala Kanker Anal
Penderita kanker anal sering mengalami perdarahan dengan buang air besar, nyeri, dan terkadang gatal di sekitar anus. Sebagian orang dengan kanker anus tidak memiliki gejala. Dalam hal ini, kanker hanya ditemukan selama pemeriksaan rutin.
Diagnosis Kanker Anal
Evaluasi dokter
Sigmoidoskopi atau kolonoskopi
Biopsi
Untuk mendiagnosis kanker anal, dokter terlebih dahulu memeriksa kulit di sekitar anus untuk melihat adanya abnormalitas. Dengan sarung tangan, dokter memeriksa anus dan rektum bagian bawah, memeriksa setiap bagian lapisan yang terasa berbeda dari area sekitarnya. Sigmoidoskop fleksibel (slang pengamatan pendek dengan kamera di bagian ujungnya) digunakan untuk mengevaluasi anus dan rektum. Anoskop (slang kaku kecil yang dilengkapi dengan lampu) dapat dimasukkan beberapa inci ke dalam anus untuk membantu pemeriksaan.
Dokter kemudian mengambil sampel jaringan dari area yang tidak normal dan memeriksanya di bawah mikroskop (disebut biopsi).
Setelah kanker anal didiagnosis, tes pencitraan lain, seperti tomografi terkomputasi (CT) atau pencitraan resonansi magnetik (MRI), dilakukan untuk menentukan apakah kanker telah menyebar (bermetastasis).
Jika orang mengalami perdarahan, dokter dapat melakukan kolonoskopi untuk mencari kanker kolon yang juga ada. Selama kolonoskopi, seluruh usus besar diperiksa. Kolonoskopi dapat dilakukan bahkan pada orang yang memiliki wasir yang jelas (vena berlilit yang terletak di dinding rektum dan anus), yang dapat menyebabkan perdarahan.
Pengobatan Kanker Anal
Kombinasi kemoterapi dan terapi radiasi (disebut kemoterapi)
Terkadang pembedahan
Pengobatan dan prognosis untuk kanker anal tergantung pada tingkat kankernya.
Kemoradiasi biasanya dilakukan terlebih dahulu. Tumor terus menyusut hingga 6 bulan setelah kemoradiasi selesai.
Pembedahan dilakukan pada orang-orang yang kankernya tidak hilang setelah kemoradiasi ataupun yang telah hilang lalu muncul kembali. Dengan pembedahan, dokter harus berhati-hati agar tidak mengganggu fungsi cincin berotot yang membuat anus tetap tertutup (sfingter anal). Sfingter yang tidak berfungsi dengan baik dapat menyebabkan hilangnya kontrol terhadap buang air besar (inkontinensia feses).
