Mediastinitis

OlehNajib M Rahman, BMBCh MA (oxon) DPhil, University of Oxford
Ditinjau OlehRichard K. Albert, MD, Department of Medicine, University of Colorado Denver - Anschutz Medical
Ditinjau/Direvisi Dimodifikasi Jul 2025
v6687515_id

Mediastinitis adalah inflamasi mediastinum (rongga dada, yang berisi jantung, kelenjar timus, beberapa kelenjar getah bening, dan bagian-bagian esofagus, aorta, tiroid, dan kelenjar paratiroid).

  • Mediastinitis biasanya terjadi akibat robekan esofagus atau bedah dada.

  • Orang mengalami nyeri dada yang parah, sesak napas, dan demam.

  • Rontgen dada dan biasanya tomografi terkomputasi (CT) diperlukan untuk diagnosis.

  • Pengobatannya adalah dengan antibiotik dan terkadang dilakukan pembedahan.

(Lihat juga Gambaran Umum tentang Gangguan Pleural dan Mediastinal.)

Mediastinitis dapat bersifat:

  • Akut, terjadi tiba-tiba

  • Kronis, berkembang perlahan akibat iritasi jangka panjang atau infeksi yang membutuhkan waktu lama untuk sembuh

Mediastinitis paling sering terjadi akibat infeksi. Dua penyebab infeksi yang paling umum adalah:

  • Robekan pada esofagus

  • Bedah dada (prosedur yang disebut median sternotomi)

Esofagus dapat robek tanpa sengaja selama prosedur seperti endoskopi, melalui muntah paksa (sindrom Boerhaave), atau karena cedera pada dada. Terkadang robekan (lubang) pada kerongkongan terjadi akibat menelan zat kaustik seperti larutan alkali (lye) atau baterai kancing tertentu.

Median stenotomi melibatkan sayatan yang dibuat sepanjang tulang dada (sternum), yang membaginya menjadi dua. Median stenotomi digunakan agar dokter dapat memperoleh akses ke dada untuk prosedur seperti transplantasi jantung, bedah katup jantung, atau bedah bypass arteri koroner.

Tahukah Anda...

  • Anak yang menelan baterai kancing dapat berisiko mengalami mediastinitis, yaitu komplikasi serius.

Penyebab yang jarang terjadi meliputi tuberkulosis, histoplasmosis (infeksi jamur), sarkoidosis, terapi radiasi, atau silikosis. Gangguan ini cenderung menyebabkan mediastinitis kronis.

Mediastinitis kronis dapat menyebabkan fibrosing mediastinitis. Pada fibrosing mediastinitis, pembuluh darah atau saluran napas (bronkus) dapat menjadi tersumbat.

Gejala Mediastinitis

Robekan pada esofagus menyebabkan nyeri dada yang tiba-tiba dan hebat serta sesak napas. Beberapa orang memiliki gejala infeksi seperti demam dan menggigil.

Jika mediastinitis terjadi setelah pembedahan dada, pasien mungkin akan mengalami pengeluaran cairan dari tempat sayatan.

Orang yang menderita fibrosing mediastinitis kronis secara bertahap dapat mengalami sesak napas.

Diagnosis Mediastinitis

  • Rontgen dada dan biasanya dilakukan tomografi terkomputasi (CT)

Dokter sering kali dapat mendiagnosis mediastinitis berdasarkan gejala jika seseorang memiliki kondisi yang dapat menyebabkan mediastinitis—misalnya, jika seseorang menunjukkan gejala yang mengarah ke mediastinitis dan baru saja menjalani prosedur yang melibatkan dada atau esofagus, atau memiliki tuberkulosis atau infeksi berkembang perlahan lainnya.

Ketika mediastinitis berkembang secara tiba-tiba, gejalanya biasanya cukup parah sehingga dokter curiga terhadap kondisi ini pada orang yang tidak dapat melaporkan kemungkinan penyebabnya, seperti mereka yang sedang mabuk dan tidak ingat telah muntah dengan keras, atau anak-anak kecil yang mungkin menelan zat kaustik atau baterai kancing.

Diagnosis dikonfirmasi dengan rontgen dada dan biasanya CT.

Jika mediastinitis terjadi pada orang yang telah mengalami median sternotomi, dokter dapat memasukkan jarum ke dalam dada melalui tulang dada dan mengeluarkan cairan untuk diperiksa di bawah mikroskop (biopsi aspirasi).

Pengobatan Mediastinitis

  • Antibiotik

  • Terkadang pembedahan

  • Terkadang obat-obatan untuk menekan sistem imun

Antibiotik diberikan untuk mencegah atau mengobati infeksi. Terkadang pembedahan diperlukan untuk menguras cairan yang terinfeksi dari dada, untuk memperbaiki robekan di esofagus, atau keduanya. Terkadang, obat-obatan untuk menekan sistem imun mungkin diperlukan pada penyakit peradangan dan autoimun (termasuk penyakit terkait IgG4). Pembuluh darah dan saluran pernapasan yang tertekan dapat tetap terbuka dengan bantuan tabung jala yang disebut stent.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!