Defisiensi Vitamin E

OlehLarry E. Johnson, MD, PhD, University of Arkansas for Medical Sciences
Ditinjau OlehGlenn D. Braunstein, MD, Cedars-Sinai Medical Center
Ditinjau/Direvisi Dimodifikasi Aug 2024
v766813_id

Defisiensi vitamin E yang disebabkan oleh pola makan rendah vitamin E banyak terjadi di negara-negara dengan tingkat kerawanan pangan yang tinggi. Di negara-negara dengan tingkat kerawanan pangan yang rendah, penyebabnya biasanya berupa gangguan penyerapan. Sebagian bayi lahir dengan defisiensi vitamin E, yang biasanya membaik dengan pemberian suplemen.

  • Defisiensi vitamin E dapat menyebabkan gangguan refleks dan koordinasi, kesulitan berjalan, dan otot lemah.

  • Bayi prematur yang mengalami defisiensi dapat mengalami anemia serius.

  • Diagnosis didasarkan pada gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

  • Mengonsumsi suplemen vitamin E membantu memperbaiki defisiensi.

Vitamin E (tokoferol) adalah antioksidan: Zat ini melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas, yang merupakan produk sampingan dari aktivitas sel normal dan yang berpartisipasi dalam reaksi kimia di dalam sel. Beberapa reaksi ini dapat berbahaya. (Lihat juga Gambaran Umum Vitamin.)

Vitamin E, seperti halnya vitamin A, D, dan K, tergolong vitamin larut lemak, yakni vitamin yang terlarut dalam lemak dan paling baik diserap saat dimakan bersama sejumlah lemak. Sumber vitamin E yang baik meliputi minyak nabati, kacang-kacangan, biji-bijian, sayuran berdaun hijau, dan bibit gandum.

Bayi baru lahir memiliki cadangan vitamin E yang relatif rendah karena hanya sedikit vitamin E yang menembus plasenta. Dengan demikian, bayi baru lahir, khususnya bayi baru lahir prematur, berisiko lebih tinggi mengalami defisiensi vitamin E. Namun demikian, seiring bertambahnya usia, risiko tersebut menurun karena bayi biasanya mendapat cukup vitamin E di dalam ASI atau susu formula komersial. Orang dewasa dapat menyimpan vitamin E dalam jumlah besar dalam jaringan lemak, sehingga kecil kemungkinan mengalami defisiensi.

Banyak orang mengonsumsi suplemen vitamin E untuk membantu mencegah gangguan tertentu. Suplemen Vitamin E tidak melindungi dari kanker atau gangguan jantung dan pembuluh darah. Tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa vitamin E, sekalipun dalam dosis tinggi, memperlambat perkembangan penyakit Alzheimer atau menurunkan risiko kanker prostat. Apakah suplemen vitamin E melindungi dari diskinesia tardiv (gerakan berulang yang tidak disengaja dari mulut, lidah, lengan, atau tungkai—efek samping dari obat antipsikotik) masih menjadi perdebatan.

Penyebab Defisiensi Vitamin E

Pola makan yang sangat rendah lemak kekurangan kandungan vitamin E, karena minyak nabati adalah sumber utama vitamin ini dan karena vitamin E paling baik diserap saat dimakan bersama sejumlah lemak. Gangguan yang menghalangi penyerapan lemak (seperti gangguan hati tertentu, gangguan kandung empedu, pankreatitis, dan fibrosis kistik) juga dapat mengurangi penyerapan vitamin E dan meningkatkan risiko defisiensi vitamin E.

Di Amerika Serikat dan negara-negara lain dengan tingkat kerawanan pangan yang rendah, defisiensi vitamin E jarang terjadi pada anak-anak yang berusia lebih tua dan orang dewasa dan biasanya disebabkan oleh

Di negara-negara dengan tingkat kerawanan pangan yang tinggi, penyebab paling umum defisiensi vitamin E adalah

  • Asupan vitamin E tidak memadai

Tahukah Anda...

  • Pola makan yang sangat rendah lemak dapat menyebabkan defisiensi vitamin E, A, D, dan K, karena vitamin ini harus dikonsumsi dengan sedikit lemak untuk diserap.

Gejala Defisiensi Vitamin E

Pada anak-anak, gejalanya dapat meliputi refleks yang lambat, kesulitan berjalan, hilangnya koordinasi, hilangnya sensasi posisi (mengetahui posisi anggota badan tanpa melihatnya), dan kelemahan otot.

Pada orang dewasa dengan defisiensi vitamin E karena gangguan malabsorpsi, gejala-gejala ini jarang terjadi karena orang dewasa menyimpan vitamin E dalam jumlah besar dalam jaringan lemak (adiposa).

Defisiensi Vitamin E dapat menyebabkan salah satu jenis anemia yang menyebabkan pecahnya sel darah merah (anemia hemolitik). Bayi prematur yang mengalami defisiensi vitamin E berisiko mengalami gangguan serius ini.

Pada bayi prematur, perdarahan (hemoragi) dapat terjadi di dalam otak, dan pembuluh darah di mata dapat mengalami pertumbuhan yang abnormal (gangguan yang disebut retinopati prematuritas). Bayi baru lahir yang terkena juga memiliki kelemahan otot.

Diagnosis Defisiensi Vitamin E

  • Pemeriksaan fisik

  • Terkadang dilakukan tes darah

Diagnosis defisiensi vitamin E didasarkan pada gejala, adanya kondisi yang meningkatkan risiko, dan hasil pemeriksaan fisik.

Tes darah untuk mengukur kadar vitamin E dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis.

Pengobatan untuk Defisiensi Vitamin E

  • Suplemen vitamin E

Pengobatan untuk defisiensi vitamin E melibatkan konsumsi suplemen vitamin E melalui mulut.

Bayi baru lahir prematur dapat diberikan suplemen untuk mencegah gangguan perkembangan. Sebagian besar bayi baru lahir cukup bulan tidak membutuhkan suplemen, karena mereka mendapatkan cukup vitamin E di dalam ASI atau susu formula komersial.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!