Fraktur Kompresi Tulang Belakang

(Fraktur Vertebral)

OlehDanielle Campagne, MD, University of California, San Francisco
Ditinjau OlehDiane M. Birnbaumer, MD, David Geffen School of Medicine at UCLA
Ditinjau/Direvisi Dimodifikasi Mar 2025
v830144_id

Dalam fraktur kompresi tulang belakang, bagian (badan) berbentuk drum dari satu atau beberapa tulang punggung (ruas tulang belakang) kolaps menimpa dirinya sendiri dan menjadi tergencet (terkompresi) ke dalam bentuk baji.

  • Sebagian besar fraktur kompresi disebabkan oleh sedikit atau tidak adanya kekuatan pada lansia penderita osteoporosis.

  • Pada kebanyakan orang, fraktur kompresi akibat osteoporosis tidak menyebabkan gejala apa pun, tetapi ketika rasa sakit terjadi, berjalan, berdiri, atau duduk dalam waktu yang lama akan memperparah rasa sakit.

  • Dokter mendiagnosis fraktur kompresi tulang belakang menggunakan foto sinar-x atau tomografi terkomputasi.

  • Pengobatan dapat mencakup penggunaan penyangga, tindakan kenyamanan, dan kadang-kadang injeksi semen tulang ke dalam tulang yang mengalami fraktur.

Fraktur Kompresi Tulang Belakang

Pada fraktur kompresi, bagian (badan) berbentuk drum dari tulang punggung (vertebra) akan kolaps menimpa dirinya sendiri dan menjadi tergencet (terkompresi) ke dalam bentuk baji. Jika beberapa tulang punggung mengalami fraktur, punggung akan membulat dan membungkuk.

Tulang belakang terdiri dari 24 tulang punggung ditambah tulang ekor (sakrum). Tulang punggung menopang sebagian besar berat badan sehingga berada di bawah banyak tekanan. Tulang punggung terdiri atas bagian (badan) berbentuk drum di bagian depan, lubang untuk sumsum tulang belakang, dan beberapa tonjolan tulang (disebut proses) di bagian belakang. Cakram tulang rawan di antara setiap tulang punggung membantu memberikan bantalan dan melindungi tulang.

Pada fraktur kompresi, badan tulang belakang mengalami kolaps, biasanya karena terlalu banyak tekanan. Fraktur ini biasanya terjadi di bagian tengah atau bawah punggung. Penyakit ini lebih banyak terjadi pada orang-orang lansia, biasanya mereka yang menderita osteoporosis, yang menyebabkan tulang melemah. Terkadang fraktur ini terjadi pada orang-orang yang menderita kanker yang telah menyebar ke tulang belakang dan menyebabkannya menjadi lemah (disebut fraktur patologis). Ketika tulang telah melemah, dapat terjadi fraktur kompresi akibat kekuatan yang sangat kecil, seperti yang dapat terjadi ketika orang mengangkat benda, membungkuk ke depan, bangkit dari tempat tidur, atau tersandung. Terkadang orang tidak mengingat kejadian apa pun yang mungkin menyebabkan fraktur.

Kadang-kadang, kompresi atau jenis fraktur tulang belakang lainnya disebabkan oleh kekuatan besar, seperti yang dapat terjadi pada tabrakan mobil, jatuh dari ketinggian, atau luka tembak. Dalam kasus tersebut, cedera sumsum tulang belakang juga dapat terjadi, dan tulang belakang dapat mengalami fraktur di lebih dari satu tempat. Jika penyebabnya adalah jatuh dari ketinggian yang tinggi dan orang mendarat pada salah satu atau kedua tumit, orang mungkin juga mengalami fraktur tumit.

(Lihat juga Gambaran Umum Fraktur.)

Gejala Fraktur Kompresi Tulang Belakang

Sekitar dua pertiga penderita fraktur kompresi akibat osteoporosis tidak memiliki gejala apa pun. Mereka tidak merasakan sakit saat fraktur terjadi.

Tinggi badan seseorang dapat menjadi lebih pendek dan punggung dapat terlihat membulat (disebut kifosis atau terkadang punuk dowager) ketika beberapa tulang punggung mengalami fraktur. Orang mungkin tidak dapat berdiri tegak. Mereka mungkin mengalami kesulitan membungkuk, menjangkau, mengangkat, menaiki tangga, dan berjalan.

Terkadang fraktur kompresi menyebabkan rasa nyeri yang muncul tiba-tiba di punggung atau rasa sakit yang berkembang secara bertahap. Rasa sakitnya mungkin ringan atau sangat berat. Mungkin berupa rasa ngilu yang terasa terus-menerus serta dapat memburuk ketika orang berdiri, berjalan, membungkuk ke depan, atau duduk untuk waktu yang lama. Rasa sakit dapat menjalar ke perut. Mengetuk-ngetuk perlahan di sepanjang punggung, seperti yang dilakukan dokter selama pemeriksaan, menimbulkan ketidaknyamanan.

Nyeri biasanya berkurang setelah sekitar 4 minggu dan menghilang setelah sekitar 12 minggu.

Fraktur kompresi yang tidak disebabkan oleh osteoporosis menimbulkan rasa sakit yang tiba-tiba, dan bagian fraktur terasa nyeri saat disentuh. Orang dengan fraktur kompresi yang tidak terjadi akibat osteoporosis biasanya juga mengalami spasme otot.

Tahukah Anda...

  • Sering kali, fraktur kompresi tulang belakang tidak menimbulkan gejala.

  • Pada banyak lansia, punggung tampak membulat dan membungkuk (terkadang disebut punuk dowager) karena mereka mengalami banyak fraktur kompresi tulang belakang.

Cedera lainnya

Meskipun jarang terjadi, cedera juga dapat dialami oleh sumsum tulang belakang atau akar saraf tulang belakang (yang melewati ruang di antara tulang punggung). Cedera ini lebih mungkin terjadi jika fraktur kompresi disebabkan oleh kekuatan yang besar, seperti yang terjadi pada tabrakan kendaraan bermotor atau jatuh dari ketinggian yang tinggi.

Cedera sumsum tulang belakang dapat menyebabkan mati rasa dan hilangnya sensasi, kelemahan pada tungkai, dan kelumpuhan (lihat gambar Di Mana Tempat Kerusakan Sumsum Tulang Belakang?). Orang mungkin tidak dapat mengendalikan buang air kecil atau buang air besar (mengalami inkontinensia).

Cedera akar saraf tulang belakang biasanya tidak terlalu serius. Kondisi tersebut cenderung menyebabkan rasa sakit yang menjalar ke tungkai, dan kadang-kadang menyebabkan sedikit kelemahan pada satu tungkai atau kaki.

Diagnosis Fraktur Kompresi Tulang Belakang

  • Evaluasi dokter

  • Sinar-X

  • Terkadang dilakukan tomografi terkomputasi atau pencitraan resonansi magnetik

Dokter mencurigai adanya fraktur kompresi berdasarkan gejala. Mereka kemudian melakukan pemeriksaan fisik. Mereka mengetuk perlahan di sepanjang bagian tengah punggung untuk melihat apakah tindakan ini menimbulkan rasa sakit. Pengambilan foto sinar-x dilakukan untuk menegakkan diagnosis. (Lihat juga Diagnosis Fraktur.)

Dokter dapat menggunakan absorptiometri sinar-x energi ganda (DXA) untuk mengukur kepadatan tulang guna menentukan apakah terdapat osteoporosis dan, jika ada, tingkat keparahannya. Berdasarkan hasil tes ini, dokter dapat membuat rekomendasi untuk membantu mencegah fraktur kompresi.

Jika fraktur diakibatkan oleh kekuatan yang besar, maka dilakukan tomografi terkomputasi (CT) dan kadang-kadang pencitraan resonansi magnetik (MRI). Dokter juga memeriksa cedera lainnya, seperti fraktur tumit dan fraktur tambahan pada tulang belakang.

Pengobatan Fraktur Kompresi Tulang Belakang

  • Pereda nyeri

  • Memulai kembali aktivitas normal (terutama berjalan) sesegera mungkin

  • Fisioterapi

  • Terkadang dilakukan prosedur seperti vertebroplasti atau pembedahan

Pengobatan difokuskan pada

  • Meredakan rasa sakit

  • Mendorong orang untuk mulai bergerak sesegera mungkin

  • Mendukung seseorang untuk berfungsi secara normal

  • Mencegah fraktur lainnya

Sebagian besar fraktur kompresi dapat membaik tanpa pengobatan, meskipun perlahan.

Pereda nyeri (analgesik), seperti asetaminofen, dapat meredakan nyeri. Kadang-kadang, jika nyerinya parah, dokter meresepkan pereda nyeri opioid.

Jika fraktur terjadi di tulang belakang bagian bawah, penggunaan penyangga terkadang disarankan untuk meredakan rasa sakit dan membuat berjalan menjadi tidak terlalu menimbulkan rasa sakit. Seberapa efektif penyangga masih belum jelas.

Kadang-kadang diperlukan tirah baring selama beberapa hari. Namun, orang-orang didorong untuk duduk dan berjalan sejenak dan untuk melanjutkan aktivitas normal sesegera mungkin. Melakukan hal ini membantu mencegah hilangnya tonus otot dan hilangnya kepadatan tulang tambahan.

Orang dengan osteoporosis diobati dengan bisfosfonat dan terkadang kalsitonin. Kedua medikasi ini membantu mencegah kerusakan tulang dan meningkatkan kepadatan tulang.

Terapis fisik dapat membantu dengan mengajarkan kepada orang-orang cara mengangkat beban dengan benar dan mengajarkan mereka latihan untuk memperkuat otot-otot di sekitar tulang belakang, tetapi terapi mungkin perlu ditunda sampai rasa sakitnya terkendali.

Prosedur

Dua prosedur invasif minimal terkadang dapat dilakukan untuk membantu meredakan nyeri dan kemungkinan mengembalikan tinggi badan dan memperbaiki penampilan:

  • Vertebroplasti: Setelah menyuntikkan anestesi lokal di dekat tulang punggung yang mengalami fraktur, dokter akan menyuntikkan semen tulang akrilik ke dalam tulang punggung yang kolaps. Semen mengeras dalam waktu sekitar 2 jam dan menstabilkan tulang punggung. Prosedur ini memakan waktu sekitar satu jam untuk setiap tulang punggung. Orang bisa pulang di hari yang sama.

  • Kifoplasti: Dalam prosedur serupa ini, balon dimasukkan ke dalam tulang punggung lalu dikembangkan untuk memulihkan tulang ke bentuk normalnya. Kemudian semen tulang disuntikkan.

Kedua prosedur ini tidak membantu mencegah fraktur pada tulang yang berdekatan di tulang belakang atau tulang rusuk. Risiko fraktur lainnya bahkan dapat meningkat. Kemungkinan masalah lainnya dapat mencakup kebocoran semen dan kemungkinan penyumbatan pembuluh arteri ke jantung (serangan jantung) atau ke paru-paru (emboli paru) jika semen bocor ke dalam pembuluh darah dan mengalir ke pembuluh arteri ini.

Jika fraktur memberikan tekanan pada sumsum tulang belakang, pembedahan dilakukan untuk mengurangi tekanan dalam hitungan jam bila memungkinkan. Diperlukan pengobatan segera untuk mencegah cedera permanen pada sumsum tulang belakang.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!