Fraktur Tengkorak

OlehGordon Mao, MD, Indiana University School of Medicine
Ditinjau OlehDavid A. Spain, MD, Department of Surgery, Stanford University
Ditinjau/Direvisi Dimodifikasi Oct 2024
v740159_id

Fraktur tengkorak adalah patahnya tulang yang mengelilingi otak.

  • Fraktur tengkorak dapat terjadi dengan atau tanpa kerusakan otak.

  • Gejalanya meliputi nyeri, gejala kerusakan otak, dan pada fraktur tertentu, cairan keluar dari hidung atau telinga atau memar di belakang telinga atau di sekitar mata.

  • Tomografi terkomputasi digunakan untuk mendiagnosis fraktur tengkorak.

  • Banyak fraktur tengkorak tidak memerlukan pengobatan.

(Lihat juga Gambaran Umum Cedera Kepala.)

Fraktur tengkorak dapat terjadi akibat cedera yang merobek kulit (disebut cedera terbuka) serta cedera yang tidak merobek kulit (disebut cedera tertutup).

Pada orang yang mengalami fraktur tengkorak, kerusakan otak mungkin lebih parah dibandingkan pada orang yang mengalami cedera kepala tetapi tidak mengalami fraktur. Seberapa serius fraktur tengkorak sebagian bergantung pada jenis dan lokasi fraktur. Sering kali, jika tulang tengkorak pecah tetapi tetap berada pada tempatnya, maka tidak terjadi kerusakan otak.

Beberapa fraktur tengkorak mencederai pembuluh arteri dan pembuluh vena, yang kemudian menyebar ke ruang-ruang di sekitar jaringan otak. Darah dapat terakumulasi di antara otak dan tengkorak, sehingga menyebabkan hematoma intrakranial.

Beberapa fraktur, terutama yang ada di bagian belakang dan bawah (dasar) tengkorak, dapat merobek meninges, yaitu lapisan jaringan yang menutupi otak. Fraktur di dasar tengkorak, yang sangat tebal, menunjukkan bahwa cedera disebabkan oleh benturan tinggi dan kerusakan otak lebih mungkin terjadi.

Jika fraktur merobek kulit, bakteri dapat masuk ke tengkorak melalui fraktur, berpotensi menyebabkan infeksi dan kerusakan otak yang parah.

Terkadang, bagian tulang tengkorak yang mengalami fraktur menekan ke dalam dan merusak otak. Jenis fraktur ini disebut fraktur tertekan. Fraktur tengkorak yang tertekan dapat memaparkan otak ke lingkungan eksternal dan benda asing, sehingga menyebabkan infeksi atau pembentukan abses (pengumpulan nanah) di dalam otak.

Fraktur tengkorak pada bayi

Pada bayi yang mengalami fraktur tengkorak, meninges yang mengelilingi otak kadang-kadang menonjol dan terperangkap oleh fraktur, sehingga membentuk kantong berisi cairan yang disebut fraktur tumbuh atau kista leptomeningeal. Kantong berkembang selama 3 sampai 6 minggu dan dapat menjadi pertanda pertama bahwa tengkorak mengalami fraktur.

Gejala Fraktur Tengkorak

Gejala tertentu menunjukkan fraktur di dasar tengkorak:

  • Cairan serebrospinal—cairan bening yang mengalir di atas permukaan otak di antara meninges—dapat mengalami kebocoran melalui hidung (rinorea) atau telinga (otorea).

  • Darah dapat terkumpul di belakang gendang telinga, atau jika gendang telinga mengalami ruptur, darah dapat mengalir dari telinga.

  • Memar dapat terjadi di belakang telinga (tanda Battle) atau di sekitar mata (mata rakun).

Darah dapat terkumpul dalam sinus, yang mungkin juga mengalami fraktur.

Jika fraktur menyebabkan kerusakan otak, seseorang mungkin mengalami gejala seperti berikut ini:

  • Terus-menerus mengantuk atau mengantuk berat dan kebingungan

  • Kejang

  • Muntah berulang kali

  • Sakit kepala berat

  • Ketidakmampuan untuk merasakan atau menggerakkan lengan atau tungkai

  • Kesulitan mengenali orang atau lingkungan sekitar

  • Hilangnya keseimbangan

  • Kesulitan berbicara atau melihat

  • Tidak adanya koordinasi

Diagnosis Fraktur Tengkorak

  • Tomografi terkomputasi

Dokter mencurigai adanya fraktur tengkorak berdasarkan keadaan, gejala, dan hasil pemeriksaan fisik pada orang yang mengalami cedera kepala.

Untuk memastikan adanya fraktur tengkorak, dokter akan menggunakan tomografi terkomputasi (CT). CT lebih baik daripada pencitraan resonansi magnetik (MRI) untuk mendiagnosis fraktur tengkorak. Meskipun demikian, CT atau MRI biasanya dilakukan untuk memeriksa kerusakan otak.

Pengambilan foto sinar-x tengkorak jarang diperlukan pada orang yang mengalami cedera kepala.

Tahukah Anda...

  • Pengambilan foto sinar-x tengkorak jarang diperlukan pada orang yang mengalami cedera kepala.

Pengobatan Fraktur Tengkorak

  • Untuk sebagian besar fraktur, dilakukan observasi di rumah sakit

  • Terkadang pembedahan dilakukan untuk mengangkat benda asing dan/atau menempatkan fragmen tengkorak kembali pada tempatnya

Sebagian besar orang yang mengalami fraktur tengkorak tanpa cedera otak dirawat di rumah sakit dan diobservasi. Orang yang mengalami kejang membutuhkan obat antikejang. Selain fraktur pada dasar tengkorak dan fraktur tengkorak terdepresi, sebagian besar fraktur tengkorak tidak memerlukan perawatan spesifik.

Fraktur di dasar tengkorak

Perawatan di rumah sakit dilakukan untuk orang yang mengalami fraktur di dasar tengkorak Tirah baring dan meninggikan kepala perlu dilakukan hingga kebocoran cairan serebrospinal berhenti. Orang harus menghindari mengembuskan hidung mereka karena sering kali sinus di dekat hidung juga mengalami fraktur. Jika demikian, mengembuskan hidung dapat menyebabkan udara dari hidung menyebar ke bagian lainnya pada wajah atau kepala.

Sebagian besar robekan pada meninges dapat menutup sendiri dalam waktu 48 jam atau setidaknya dalam seminggu setelah cedera.

Jika cairan serebrospinal terus bocor, dokter terkadang dapat menguras cairan dengan menyisipkan jarum kecil di punggung bawah. Jika cairan terus bocor, kebocoran dapat ditutup melalui pembedahan.

Fraktur tengkorak tertekan

Fraktur tengkorak tertekan meningkatkan risiko infeksi karena dapat memaparkan otak ke lingkungan eksternal. Jadi dokter berfokus pada pencegahan infeksi dan pembentukan abses dengan menghilangkan benda asing dan jaringan mati serta memperbaiki kerusakan sebanyak mungkin. Dokter mengangkat fragmen tengkorak kembali ke posisinya dan menjahit luka hingga tertutup.

Fraktur tengkorak pada anak-anak

Anak dengan fraktur tengkorak dibawa ke rumah sakit jika

  • Gejala-gejalanya menunjukkan kemungkinan cedera otak.

  • Anak dalam kondisi tidak sadar, atau sempat tidak sadar meskipun sesaat.

  • Gejala atau temuan CT menunjukkan fraktur di dasar tengkorak.

  • Fraktur dapat terjadi pada bayi.

  • Dicurigai adanya kekerasan pada anak.

Pengobatan kista leptomeningeal mungkin hanya dengan observasi karena kantong berisi cairan ini kadang-kadang sembuh tanpa pengobatan. Pada anak-anak yang mengalami atau berisiko mengalami masalah seperti tekanan pada otak atau infeksi, dokter memasukkan kateter ke dalam kista dan melakukan drainase secara pembedahan. Kemudian mereka memperbaiki meninges yang membentuk kista tersebut.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!