Arteritis Sel Raksasa

(Arteritis Temporal; Arteritis Kranial; Penyakit Horton)

OlehAlexandra Villa-Forte, MD, MPH, Cleveland Clinic
Ditinjau OlehBrian F. Mandell, MD, PhD, Cleveland Clinic Lerner College of Medicine at Case Western Reserve University
Ditinjau/Direvisi Dec 2024 | Dimodifikasi Jan 2025
v731160_id

Arteritis sel raksasa adalah peradangan kronis pada arteri besar dan sedang pada kepala, leher, dan tubuh bagian atas. Biasanya, yang terpengaruh adalah arteri temporalis yang melewati pelipis dan memberikan darah ke bagian kulit kepala, otot rahang, dan saraf optik.

  • Penyebabnya tidak diketahui.

  • Biasanya, penderita gangguan ini mengalami sakit kepala yang parah dan sering berdenyut, nyeri pada kulit kepala saat mereka menyikat rambut, dan nyeri pada otot wajah ketika mereka mengunyah.

  • Tanpa pengobatan, gangguan ini dapat menyebabkan kebutaan.

  • Gejala dan hasil pemeriksaan fisik dan menjadi dasar diagnosis, tetapi biopsi arteri temporal dilakukan untuk mengonfirmasinya.

  • Prednisone (kortikosteroid) dan tocilizumab biasanya merupakan pengobatan yang efektif.

(Lihat juga Gambaran Umum entang Vaskulitis.)

Arteritis sel raksasa adalah jenis vaskulitis yang relatif umum di Amerika Serikat dan Eropa. Wanita lebih sering mengalami gangguan ini daripada pria. Arteritis sel raksasa biasanya memengaruhi individu yang berusia di atas 50 tahun, sering kali pada usia sekitar 70 tahun. Sekitar 40 hingga 60% penderita arteritis sel raksasa juga mengalami gejala reumatik polimialgia. Penyebab gangguan ini masih belum diketahui.

Gejala Arteritis Sel Raksasa

Gejala arteritis sel raksasa dapat terjadi secara bertahap selama beberapa minggu atau tiba-tiba. Penderita gangguan ini mungkin mengalami demam dan merasa lelah serta tidak enak badan. Mereka dapat mengalami penurunan berat badan secara tidak sengaja dan lebih sering berkeringat daripada biasanya. Gejalanya bervariasi tergantung arteri yang terpengaruh.

Sakit kepala dan nyeri pada kulit kepala

Biasanya, arteri besar di kepala terpengaruh sehingga menyebabkan sakit kepala yang parah dan terkadang berdenyut di pelipis atau punggung kepala ketika pertama kali muncul. Arteri di pelipis mungkin terasa nyeri ketika disentuh serta tampak bengkak dan berbenjol. Kulit kepala mungkin terasa nyeri ketika disentuh atau ketika rambut disisir.

Kebutaan dan gangguan penglihatan

Penglihatan ganda atau kabur, titik buta besar, kebutaan mendadak pada satu mata yang pulih dalam beberapa menit, atau masalah mata lainnya dapat terjadi. Bahaya terbesarnya adalah kebutaan permanen yang dapat terjadi secara tiba-tiba jika suplai darah ke saraf optik terhalang. Kebutaan total pada kedua mata jarang terjadi jika penderita gangguan ini segera diobati setelah diagnosis dicurigai, tetapi hal ini dapat terjadi jika penderita gangguan ini tidak segera diobati.

Nyeri rahang dan lidah

Otot rahang biasanya terasa sakit dan lelah segera setelah penderita gejala ini mulai mengunyah. Lidah juga dapat terasa sakit saat makan atau berbicara. Penderita gejala ini yang mengalami rasa nyeri di rahang dan lidah cenderung mengalami masalah penglihatan.

Masalah neurologis dan kardiovaskular

Terkadang, aliran darah ke otak terhalang sehingga menyebabkan stroke.

Peradangan terkadang merusak aorta sehingga menyebabkan lapisannya sobek (diseksi) atau terbentuknya tonjolan (aneurisma) di dindingnya.

Reumatik polimialgia

Jika penderita juga mengalami reumatik polimialgia, rasa nyeri dan kaku dapat terjadi di leher, bahu, dan pinggul yang memburuk pada malam hari dan pagi hari.

Tahukah Anda...

  • Penderita arteritis sel raksasa biasanya merasakan nyeri ketika menyisir rambut dan mengunyah.

Diagnosis Arteritis Sel Raksasa

  • Evaluasi dokter

  • Tes darah

  • Biopsi arteri temporal

  • Terkadang, ultrasonografi pada arteri temporal

Dokter mencurigai adanya arteritis sel raksasa berdasarkan sejumlah gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Dokter meraba pelipis untuk memeriksa apakah arteri temporal terasa keras, berbenjol, atau empuk.

Tes darah juga dilakukan. Hasil tes ini dapat mendukung diagnosis. Misalnya, anemia, laju endap darah (LED) yang sangat tinggi, yakni laju sel darah merah (eritrosit) mengendap ke bagian bawah tabung reaksi, dan kadar protein C-reaktif yang tinggi (yang dihasilkan hati sebagai respons terhadap peradangan di seluruh tubuh) mengindikasikan peradangan.

Biopsi arteri temporal (pada pelipis) biasanya dilakukan untuk mengonfirmasi diagnosis.

Tes lain untuk membantu mengonfirmasi diagnosis adalah ultrasonografi pada arteri temporal. Tes ini terkadang membuat biopsi tidak perlu dilakukan.

Diagnosis juga akan lebih mudah jika penderita gangguan ini juga mengalami gejala reumatik polimialgia.

Jika arteritis sel raksasa diduga terdapat pada arteri sel yang sangat besar, seperti aorta dan cabang-cabang utamanya, angiografi resonansi magnetik dapat dilakukan untuk mengonfirmasi diagnosis ini.

Biopsi Arteri Temporal

Biopsi arteri temporal adalah prosedur definitif untuk mendiagnosis arteritis temporalis. Ultrasound doppler terkadang digunakan untuk menemukan bagian arteri temporal yang akan dibiopsi. Setelah anestesi lokal disuntikkan, sayatan dangkal dibuat langsung di atas arteri, dan segmen arteri setidaknya sepanjang 1 inci (2,54 cm) diambil sebagai sampel. Sayatan tersebut kemudian dijahit.

Pengobatan Arteritis Sel Raksasa

  • Prednison

  • Tosilizumab

  • Aspirin dosis rendah

Dengan pengobatan, sebagian besar penderita arteritis sel raksasa dapat pulih sepenuhnya, tetapi gangguan ini dapat kambuh.

Pengobatan arteritis sel raksasa dimulai segera setelah gangguan tersebut dicurigai karena gangguan ini berisiko menyebabkan kebutaan jika tidak diobati. Pengobatan biasanya dimulai bahkan sebelum biopsi dilakukan. Pengobatan tidak memengaruhi hasil biopsi selama biopsi dilakukan dalam 2 minggu setelah memulai pengobatan.

Prednison (kortikosteroid) juga efektif. Awalnya, obat ini diberikan dalam dosis tinggi untuk menghentikan peradangan dalam pembuluh darah dan mencegah hilangnya penglihatan. Setelah beberapa minggu, dokter akan secara bertahap mengurangi dosisnya penderita gangguan ini membaik. Sebagian besar penderita gejala ini perlu menggunakan prednison setidaknya selama 2 tahun untuk mengendalikan gejala dan mencegah kebutaan. Tocilizumab adalah obat lain yang dapat mengurangi peradangan. Dokter memberikan tocilizumab dan dikombinasikan dengan kortikosteroid dengan tujuan mengurangi waktu dan/atau dosis kortikosteroid yang perlu diminum.

Dokter dapat merekomendasikan aspirin dosis rendah setiap hari untuk penderita gangguan ini demi membantu mencegah stroke.

Sorotan tentang Penuaan: Arteritis Sel Raksasa dan Reumatik Polimialgia

Arteri sel raksasa (temporal) dan reumatik polimialgia yang sering terjadi secara bersamaan umumnya hanya memengaruhi individu berusia di atas 50 tahun. Peluang terjadinya gangguan ini makin tinggi seiring bertambahnya usia.

Arteritis sel raksasa biasanya menyebabkan sakit kepala berdenyut dan masalah penglihatan (termasuk nyeri pada mata dan di sekitar mata). Reumatik polimialgia membuat otot terasa nyeri dan kaku. Jika tidak diobati, rasa nyeri yang disebabkan oleh gangguan ini, baik yang terjadi secara bersamaan atau terpisah, dapat menyulitkan aktivitas sehari-hari. Selain itu, arteritis sel raksasa dapat menyebabkan kebutaan jika tidak segera diobati.

Kortikosteroid sebagai pengobatan utama untuk gangguan ini dapat menimbulkan masalah pada lansia. Obat-obatan ini dapat meningkatkan kondisi penderita secara drastis dan sangat penting untuk mencegah kebutaan. Namun, obat-obatan lebih cenderung menyebabkan efek samping pada lansia. Penderita yang menggunakan obat-obatan ini dapat mengalami akumulasi cairan, peningkatan nafsu makan, dan kebingungan. Obat-obatan ini juga dapat menyebabkan peningkatan gula darah yang terkadang menyebabkan diabetes dan menurunkan kepadatan tulang. Tekanan darah juga dapat meningkat. Untuk mengurangi risiko efek samping tersebut, dokter mengurangi dosis kortikosteroid dan menghentikan obat ini sesegera mungkin.

Lansia yang menggunakan kortikosteroid disarankan mengambil tindakan yang diperlukan untuk membantu menjaga kepadatan tulang. Mereka dapat melakukan latihan beban dengan memanfaatkan berat badan dan mengonsumsi suplemen kalsium dan vitamin D. Mengonsumsi obat antiresorptif dapat membantu meningkatkan kepadatan tulang. Obat-obatan tersebut termasuk bisfosfonat (alendronate, risedronate, ibandronate, dan zoledronic acid).

Melanjutkan pengobatan dengan sungguh-sungguh sesuai petunjuk akan menghasilkan pemulihan menyeluruh bagi banyak penderita.

Informasi Lebih Lanjut

Referensi berbahasa Inggris berikut ini mungkin akan berguna. Harap diperhatikan bahwa Manual ini tidak bertanggung jawab atas konten sumber daya ini.

  1. Vasculitis Foundation: Tentang Arteritis Sel Raksasa: Menyediakan informasi bagi penderita arteritis sel raksasa, termasuk cara menemukan dokter, mempelajari hasil penelitian, dan bergabung dengan kelompok advokasi pasien

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!