Hipertermia Maligna

OlehKathleen Yip, MD, David Geffen School of Medicine at UCLA;
David Tanen, MD, David Geffen School of Medicine at UCLA
Ditinjau OlehDiane M. Birnbaumer, MD, David Geffen School of Medicine at UCLA
Ditinjau/Direvisi May 2025 | Dimodifikasi Jul 2025
v25232942_id

Hipertermia maligna adalah peningkatan suhu tubuh yang langka dan mengancam jiwa yang terjadi pada orang-orang yang rentan yang diberi medikasi relaksasi otot tertentu ditambah gas anestesi untuk pembedahan.

  • Hipertermia maligna dapat terjadi ketika anestesi diberikan atau selama atau segera setelah pembedahan.

  • Sel-sel otot menjadi terlalu aktif, menyebabkan kontraksi otot berkelanjutan yang menghasilkan panas dan meningkatkan suhu tubuh menjadi sangat tinggi.

  • Gejalanya meliputi kekakuan otot, detak jantung cepat, dan pernapasan cepat.

  • Dokter mendiagnosis hipertermia maligna berdasarkan gejala pada orang yang baru menjalani pembedahan.

  • Pengobatannya adalah dengan melakukan pendinginan cepat.

(Lihat juga Gambaran Umum Gangguan Panas.)

Hipertermia maligna biasanya terjadi setelah seseorang menerima obat relaksan otot (paling sering suksinilkolin) bersama dengan gas anestesi (paling sering halotan) untuk keperluan pembedahan. Meskipun hipertermia maligna dapat terjadi setelah penggunaan pertama medikasi ini, biasanya orang mengalami kondisi tersebut hanya setelah sekitar 3 kali paparan. Kerentanan terhadap hipertermia maligba merupakan sifat genetik yang diturunkan di dalam keluarga.

Hipertermia malihna dapat menyebabkan ketidakseimbangan garam tubuh (elektrolit) dan pembekuan darah. Pembekuan darah yang berlebihan (koagulasi intravaskular diseminata) menyebabkan kerusakan organ, diikuti dengan perdarahan berlebihan saat tubuh kehabisan faktor pembekuan.

Hipertermia maligna juga dapat menyebabkan kerusakan otot yang signifikan. Otot-otot yang rusak melepaskan mioglobin protein, yang menyebabkan urine berubah warna menjadi cokelat atau berdarah. Kondisi ini (mioglobinuria) dapat menyebabkan cedera ginjal akut atau bahkan gagal ginjal. Dapat menyebabkan kematian.

Gejala Hipertermia Maligna

Hipertermia maligna dapat terjadi selama anestesi atau sesaat setelah pembedahan. Sering kali, tanda-tanda pertama adalah pernapasan cepat, detak jantung cepat, dan kekakuan otot, terutama di rahang. Suhu biasanya menjadi sangat tinggi (biasanya di atas 104 °F [40 °C] dan terkadang lebih tinggi dari 109 °F [43 °C]). Irama jantung tidak normal, mual, dan muntah dapat terjadi. Urine mungkin tampak berwarna cokelat atau berdarah.

Diagnosis Hipertermia Maligna

  • Gejala umum yang terjadi setelah anestesi diberikan

Dokter mencurigai adanya hipertermia maligna ketika gejala dan tanda-tanda khas terjadi dalam beberapa menit hingga beberapa jam setelah anestesi diberikan.

Tes darah dilakukan untuk mendeteksi kerusakan organ dan untuk mengecualikan kemungkinan penyebab lainnya. Tes urine dilakukan untuk memeriksa mioglobinuria.

Orang dengan riwayat gangguan tersebut dalam keluarga atau sebelumnya pernah mengalami efek samping serius saat pemberian anestesi dapat diuji untuk melihat apakah mereka rentan terhadap hipertermia maligna. Tes sampel jaringan otot dilakukan untuk melihat apakah jaringan tersebut berkontraksi sebagai respons terhadap kafein dan halotan (uji kontraktur kafein halotan).

Tes genetik juga dapat dilakukan. Namun, karena banyak abnormalitas gen yang mungkin terlibat, tes genetik tidak mendeteksi semua (atau bahkan sebagian besar) orang yang rentan dan tidak selalu tersedia.

Pengobatan Hipertermia Maligna

  • Pendinginan tubuh yang cepat

  • Memberikan dantrolen

Orang dengan hipertermia maligna didinginkan secepat mungkin, biasanya dengan melepas pakaian dan menutupi kulit dengan air atau sesekali es. Untuk mempercepat penguapan dan pendinginan tubuh, kipas dapat digunakan untuk meniupkan udara pada tubuh. Suhu tubuh diukur sesering mungkin, sering kali secara terus-menerus, di unit perawatan intensif. Relaksan otot yaitu dantrolen dapat diberikan. Dengan merelaksasi otot, demam dan kerusakan otot juga menurun.

Pembekuan darah abnormal dan gejala yang terkait dengan malafungsi organ juga mungkin memerlukan pengobatan. Seperti halnya sindrom neuroleptik maligna, dokter dapat mencoba mencegah kerusakan ginjal akibat mioglobinuria dengan memberikan cairan intravena dalam jumlah besar yang mengandung tambahan natrium bikarbonat.

Banyak orang dengan hipertermia maligna meninggal dunia sekalipun mereka telah menerima pengobatan lebih awal dan intensif.

Pencegahan Hipertermia Maligna

Dokter berusaha mencegah hipertermia maligna pada orang-orang yang berisiko tinggi, termasuk mereka yang menderita

  • Episode hipertermia maligna sebelumnya

  • Penanda genetik positif

  • Anggota keluarga yang pernah mengalami masalah anestesi

Dalam kasus ini, dokter menggunakan anestesi lokal atau regional jika memungkinkan. Ketika anestesi umum harus digunakan, dokter memilih anestesi yang kemungkinan kecil menimbulkan reaksi.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!