Penyebab Umum Anemia Defisiensi Zat Besi—dan Cara Mengobatinya
Hampir sepertiga orang dewasa Amerika mungkin mengalami defisiensi zat besi. Kita membutuhkan zat besi untuk membuat hemoglobin, zat dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh. Gejala umum defisiensi zat besi meliputi kesulitan berkonsentrasi dan kelelahan. Tetapi orang-orang yang mengalami gejala-gejala ini mungkin menganggap gejala-gejala tersebut berasal dari penyebab lain dan tidak mengambil langkah-langkah untuk mengatasi kekurangan zat besi yang melatarbelakanginya. Jika dibiarkan, defisiensi zat besi dapat menyebabkan anemia defisiensi zat besi. Gejala anemia defisiensi zat besi cenderung terjadi secara bertahap dan serupa dengan gejala yang disebabkan oleh jenis anemia lainnya. Gejala tersebut meliputi kelelahan, kelemahan, sesak napas, dan pucat. Dengan zat besi yang sangat rendah, sebagian orang mengalami gejala pica (ingin mengonsumsi zat yang bukan makanan, seperti es, tanah, cat, atau kapur).
Mengatasi anemia defisiensi zat besi dimulai dengan mengidentifikasi dan mengatasi penyebab defisiensi zat besi, kemudian biasanya mengisi kembali simpanan zat besi di dalam tubuh. Berikut adalah beberapa penyebab paling umum dari anemia defisiensi besi dan apa yang dapat diharapkan seseorang ketika kondisi tersebut diobati.
Penyebab #1 – Umumnya karena kehilangan darah
Pada orang dewasa, defisiensi zat besi paling sering disebabkan oleh kehilangan darah. Kehilangan darah ini dapat berasal dari beberapa sumber. Luka atau trauma dapat menyebabkan kehilangan darah yang signifikan dalam waktu singkat. Pada wanita yang masih menstruasi, perdarahan menstruasi adalah penyebab paling umum dari defisiensi zat besi. Perdarahan menstruasi terkadang tidak dianggap sebagai penyebab pada wanita muda. Pada wanita pascamenopause dan pria, defisiensi zat besi biasanya menunjukkan adanya perdarahan, yang paling sering terjadi di saluran pencernaan—misalnya, dari perdarahan tukak atau polip di dalam usus besar. Perdarahan kronis akibat kanker usus besar merupakan penyebab serius pada orang paruh baya dan lansia.
Penyebab #2 – Penurunan penyerapan
Penurunan penyerapan zat besi di saluran pencernaan, yang dikenal sebagai malabsorpsi, dapat terjadi akibat berbagai gangguan. Penyakit seliak adalah gangguan umum yang menyebabkan malabsorpsi. Penyebab potensial lainnya termasuk operasi bariatrik dan pengangkatan usus, serta gangguan genetik yang langka.
Penyebab #3 – Pola makan tidak memadai/peningkatan kebutuhan
Di Amerika Serikat, anemia jarang terjadi akibat mengonsumsi terlalu sedikit zat besi karena suplemen zat besi ditambahkan ke banyak makanan. Tetapi untuk beberapa populasi dengan peningkatan kebutuhan zat besi, pola makan dengan zat besi terbatas dapat menyebabkan defisiensi zat besi dan bahkan anemia defisiensi zat besi. Wanita hamil, yang sering mengawali kehamilan dengan sedikit penurunan zat besi, memiliki kebutuhan zat besi yang meningkat. Seiring berjalannya kehamilan, peningkatan volume darah dan kebutuhan janin dapat menyebabkan defisiensi zat besi--terkadang disertai anemia, terkadang tanpa disertai anemia. Bayi dan anak-anak kecil juga dapat berisiko mengalami defisiensi zat besi karena diet mereka, terutama jika mereka pemilih makanan atau mengonsumsi susu dalam jumlah tinggi.
Penyebab #4 – Dialisis
Orang yang menjalani dialisis karena gagal ginjal, terutama mereka yang meminum obat yang menstimulasi tubuh untuk membuat sel darah merah (zat penstimulasi eritropoiesis),dapat berisiko mengalami defisiensi zat besi. Biasanya, orang-orang ini dipantau secara rutin untuk melihat adanya defisiensi zat besi.
Cara Mendiagnosis dan Mengobati Anemia Defisiensi Zat Besi
Sebaiknya pikirkan tentang defisiensi zat besi sebagai sebuah spektrum. Anemia bisa jadi merupakan hasil akhir yang lebih serius, tetapi defisiensi zat besi seharusnya diatasi meskipun seseorang belum menderita anemia. Anemia didiagnosis dengan pemeriksaan darah rutin yang dikenal dengan istilah hitung darah. Mendiagnosis defisiensi zat besi sedikit lebih menantang. Tes yang paling akurat untuk defisiensi zat besi adalah pengukuran kadar feritin (protein yang menyimpan zat besi) dalam darah. Kadar feritin yang rendah menunjukkan defisiensi zat besi. Namun demikian, terkadang kadar feritin menyesatkan karena dapat meningkat secara keliru (dan dengan demikian tampak normal) karena kerusakan hati, inflamasi, infeksi, atau kanker. Orang harus memastikan dokter mengetahui kondisi medis lain yang mereka miliki karena sebagian dari kondisi yang ada dapat memengaruhi hasil tes.
Setelah defisiensi zat besi teridentifikasi, pengobatan terdiri dari mengatasi akar penyebab defisiensi, termasuk menghentikan kehilangan darah, dan mengganti zat besi yang hilang di dalam tubuh. Bagi kebanyakan orang, diet kaya zat besi (termasuk makanan seperti daging, kerang, buah kering, sereal, sayuran hijau, dan polong-polongan) tidak cukup untuk mengisi ulang simpanan zat besi, sehingga diperlukan suplementasi oral atau intravena.
Hal yang Harus Diketahui tentang Meminum Suplemen Besi Oral
Memperbaiki anemia defisiensi zat besi dengan suplemen zat besi oral biasanya membutuhkan sekitar 6 minggu, tetapi mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk mengisi sepenuhnya simpanan zat besi, bahkan setelah perdarahan berhenti. Suplemen zat besi biasanya diminum melalui mulut. Suplemen zat besi membuat feses terlihat gelap atau hitam dan sering menyebabkan konstipasi.
Suplemen zat besi memiliki reputasi yang menyebabkan masalah pencernaan termasuk kembung, kram, dan konstipasi. Kabar baiknya adalah sebagian besar dokter akan merekomendasikan meminum suplemen tersebut setiap dua hari sekali, yang dapat membantu penyerapan dan mengurangi efek samping yang tidak menyenangkan. Orang yang siap untuk mulai mengonsumsi suplemen zat besi harus berkonsultasi dengan dokter mereka tentang alergi dan efek samping sebelum mereka mulai mengonsumsinya. Ada beberapa formulasi zat besi yang mungkin dapat disediakan dokter, dan kadang-kadang perawatan lain seperti pelunak feses atau vitamin C dapat membantu membatasi gejala pencernaan yang tidak menyenangkan.
Pada akhirnya, penting bagi pasien untuk mengetahui bahwa defisiensi zat besi relatif umum terjadi dan penting untuk dikendalikan, baik menyebabkan anemia maupun tidak. Untuk informasi lebih lanjut tentang anemia defisiensi besi, kunjungi halaman Manual atau Fakta Singkat tentang topik tersebut.