Botulisme Bayi

OlehLarry M. Bush, MD, FACP, Charles E. Schmidt College of Medicine, Florida Atlantic University;
Maria T. Vazquez-Pertejo, MD, FACP, Wellington Regional Medical Center
Ditinjau OlehBrenda L. Tesini, MD, University of Rochester School of Medicine and Dentistry
Ditinjau/Direvisi Jun 2023 | Dimodifikasi Apr 2025
v39247275_id

Botulisme bayi adalah infeksi yang berpotensi mengancam jiwa dan menyebabkan kelemahan otot. Penyakit ini berkembang pada bayi yang mengonsumsi makanan yang mengandung spora bakteri Clostridium botulinum.

(Lihat juga Gambaran Umum Infeksi Clostridia dan Botulisme pada orang dewasa.)

Clostridium botulinum tidak membutuhkan oksigen untuk hidup. Artinya, bakteri ini bersifat anaerob.

Bakteri Clostridia menghasilkan spora. Spora adalah bentuk bakteri yang tidak aktif (dorman). Spora memungkinkan bakteri bertahan hidup ketika kondisi lingkungan sulit. Ketika kondisinya menguntungkan, spora tumbuh menjadi bakteri. Spora Clostridia tumbuh ketika mereka memiliki kelembapan dan zat gizi dan tidak ada oksigen, dan kondisi ini menyerupai di dalam usus. Dengan demikian, jika bayi mengonsumsi makanan yang mengandung spora clostridia, spora tersebut tumbuh menjadi bakteri di usus dan mulai menghasilkan racun.

Botulisme bayi paling sering terjadi pada bayi berusia kurang dari 6 bulan dan dapat terjadi hingga sekitar 12 bulan. Pada anak-anak berusia 12 bulan ke atas dan pada orang dewasa, bentuk botulisme ini, ketika toksin diproduksi dari spora di usus, disebut botulisme toksemia usus dewasa.

Sumber spora dalam kebanyakan kasus botulisme bayi biasanya tidak diketahui, tetapi beberapa kasus berkaitan dengan tertelannya madu, yang mungkin mengandung spora. Oleh karena itu, dokter menganjurkan agar anak-anak di bawah usia 12 bulan tidak diberi madu.

Tahukah Anda...

  • Anak-anak di bawah 12 bulan tidak boleh diberi makan madu karena mungkin mengandung spora bakteri Clostridium botulinum.

Gejala Botulisme Bayi

Konstipasi adalah gejala pertama pada sebagian besar bayi yang terkena botulisme bayi. Kemudian otot melemah, mulai dari wajah dan kepala dan akhirnya mencapai lengan, kaki, dan otot yang terlibat dalam pernapasan. Kelopak mata terkulai, tangisan bayi melemah, dan air liur yang menetes semakin banyak. Bayi kurang mampu mengisap, dan wajah mereka kehilangan ekspresinya.

Masalahnya berkisar dari kelelahan dan makan perlahan hingga kehilangan tonus otot dalam jumlah besar serta kesulitan bernapas. Ketika bayi kehilangan tonus otot, mereka mungkin merasa lemas secara tidak normal (sindrom floppy baby).

Diagnosis Botulisme Bayi

  • Tes feses

Dokter mencurigai adanya botulisme bayi berdasarkan gejala.

Mendeteksi bakteri atau toksin dalam sampel feses dapat membantu menegakkan diagnosis botulisme bayi.

Pengobatan Botulisme Bayi

  • Botulisme globulin imun

Pengobatan dimulai segera setelah botulisme bayi diduga, tanpa menunggu hasil tes.

Bayi dirawat di rumah sakit, dan dokter mengambil langkah-langkah untuk menstabilkannya (mencegah agar kondisinya tidak memburuk), seperti menggunakan ventilator mekanis untuk membantu pernapasan.

Botulisme bayi diobati dengan globulin imun botulisme, yang diberikan secara perlahan melalui pembuluh vena. Globulin imun ini diperoleh dari donor manusia yang memiliki kadar antibodi yang tinggi terhadap toksin botulinum. (Antibodi adalah protein yang dihasilkan oleh sistem imun untuk membantu melindungi tubuh dari serangan tertentu, misalnya toksin botulinum)

Antibiotik tidak membantu karena masalah utamanya adalah toksin yang telah dihasilkan oleh bakteri.

Informasi Lebih Lanjut

Referensi berbahasa Inggris berikut ini mungkin akan berguna. Harap diperhatikan bahwa MANUAL ini tidak bertanggung jawab atas konten referensi ini.

  1. Program Pengobatan dan Pencegahan Botulisme Bayi: Situs web atau hubungi 510-231-7600: Menyediakan informasi tentang kelompok pengobatan, pencegahan, dan dukungan

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!