Abses Retrofaring

OlehAlan G. Cheng, MD, Stanford University
Ditinjau OlehLawrence R. Lustig, MD, Columbia University Medical Center and New York Presbyterian Hospital
Ditinjau/Direvisi Dimodifikasi Feb 2024
v818312_id

Abses retrofaring adalah kumpulan nanah di bagian belakang tenggorokan.

  • Abses retrofaring disebabkan oleh infeksi bakteri.

  • Gejalanya meliputi kesulitan dan nyeri saat menelan, demam, leher kaku, dan pernapasan yang berisik.

  • Diagnosis didasarkan pada gejala dan sinar-x atau tomografi terkomputasi pada leher.

  • Anak-anak yang segera menjalani pengobatan akan sembuh.

  • Abses dikuras melalui pembedahan, dan antibiotik diberikan untuk menghilangkan infeksi.

Abses retrofaring terbentuk ketika kelenjar getah bening di bagian belakang tenggorok terinfeksi, pecah, dan bernanah. Karena kelenjar getah bening ini mulai menghilang pada usia 4 sampai 5 tahun, abses retrofaring terjadi terutama pada anak-anak usia 1 sampai 8 tahun dan jarang terjadi pada orang dewasa.

Abses retrofaring biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri yang telah menyebar dari tonsil, tenggorok, sinus, adenoid, atau hidung. Banyak infeksi disebabkan oleh kombinasi bakteri. Infeksi HIV dan tuberkulosis menjadi penyebab yang lebih umum pada orang dewasa dan anak-anak. Cedera pada bagian belakang tenggorokan yang disebabkan oleh benda tajam, seperti tulang ikan, terkadang menyebabkan abses retrofaring.

Telinga, Hidung, dan Tenggorokan

Gejala Abses Retrofaring

Gejala utama abses retrofaring adalah kesulitan menelan dan nyeri saat menelan, demam, dan pembesaran kelenjar getah bening di leher. Suaranya teredam, dan anak-anak mungkin mengiler. Anak-anak dapat mengeluarkan suara mencicit atau terengah-engah saat bernapas (stridor). Lehernya mungkin kaku, dan anak-anak mungkin memiringkan kepalanya.

Abses dapat menyumbat saluran pernapasan sehingga bernapas menjadi sulit. Anak-anak dapat mencondongkan tubuh ke depan, memiringkan kepala dan leher mereka ke belakang, serta menggerakkan rahang mereka ke depan untuk memudahkan pernapasan. Orang dewasa mungkin mengalami nyeri leher yang parah tetapi tidak selalu mengalami stridor.

Audio

Komplikasi abses retrofaring mencakup penyumbatan saluran pernapasan, perdarahan di sekitar abses, pecahnya abses ke saluran perapasan (yang dapat menyumbat saluran napas), dan pneumonia. Kotak suara (laring) dapat mengalami kejang dan mengganggu pernapasan. Pembekuan darah bisa terbentuk di vena jugularis di leher. Infeksi dapat menyebar ke dada. Kadang-kadang terjadi peradangan dan infeksi yang meluas pada aliran darah, menyebabkan organ tidak berfungsi, (kondisi yang disebut syok septik).

Diagnosis Abses Retrofaring

  • Sinar-X atau tomografi terkomputasi

Seorang dokter mencurigai adanya abses retrofaring pada anak-anak yang menderita sakit tenggorokan parah dan leher kaku yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya, terutama pada mereka yang menderita stridor.

Pemindaian sinar-X atau tomografi terkomputasi (CT) pada leher dapat mengonfirmasi diagnosis.

Pengobatan Untuk Abses Retrofaring

  • Antibiotik

  • Pemasangan selang pernapasan yang dilanjutkan dengan pembedahan untuk menguras abses

Kebanyakan orang dengan abses retrofaringeal akan sembuh jika pengobatan segera dilakukan.

Pertama, orang diberi antibiotik seperti sefriakson atau klindamisin melalui vena.

Untuk anak-anak dan orang dewasa, dokter memasukkan selang pernapasan plastik melalui mulut ke dalam batang tenggorok (trakea) agar saluran pernapasan tetap terbuka. Dokter kemudian menyayat abses agar nanah bisa keluar.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!