Defisiensi Seng

OlehLarry E. Johnson, MD, PhD, University of Arkansas for Medical Sciences
Ditinjau OlehGlenn D. Braunstein, MD, Cedars-Sinai Medical Center
Ditinjau/Direvisi May 2025 | Dimodifikasi Jul 2025
v768316_id

Defisiensi seng dapat terjadi akibat berbagai kondisi, di antaranya diabetes melitus, gangguan penggunaan alkohol, dan penggunaan diuretik.

  • Orang kehilangan nafsu makan dan rambut mereka serta mungkin merasa lamban dan kehilangan indra perasa.

  • Dokter mengukur kadar seng dalam darah dan urine, tetapi tes ini mungkin tidak secara akurat menentukan status seng.

  • Suplemen seng yang diberikan secara oral dapat menyembuhkan defisiensi.

Seng banyak didistribusikan di dalam tubuh—pada tulang, gigi, rambut, kulit, hati, otot, sel darah putih, dan testis. Ini adalah komponen bagi lebih dari 100 enzim, termasuk yang terlibat dalam pembentukan RNA (asam ribonukleat) dan DNA (asam deoksiribonukleat).

Kadar seng dalam tubuh bergantung pada jumlah seng yang dikonsumsi dalam pola makan. Seng diperlukan untuk kesehatan kulit, penyembuhan luka, dan pertumbuhan.

Sebagian besar seng yang dikonsumsi dalam pola makan tidak diserap. Pola makan tinggi serat dan fitat (terdapat dalam roti gandum utuh, dedak, polong-polongan, kedelai, legum lainnya, dan kacang-kacangan) dapat mengurangi penyerapan seng.

Banyak kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya defisiensi seng. Defisiensi karena diet rendah seng jarang terjadi di wilayah yang penduduknya menjalani pola makan seimbang. Defisiensi seng lebih banyak terjadi pada lansia yang tinggal di panti dan orang-orang yang tidak mampu bepergian.

Tabel
Tabel

Dalam kondisi akrodermatitis enteropatik, yaitu suatu gangguan langka yang diturunkan, seng tidak dapat diserap.

Gejala Defisiensi Seng

Gejala awal defisiensi seng meliputi hilangnya nafsu makan dan, pada bayi dan anak-anak, melambatnya pertumbuhan dan perkembangan. Sebagian orang dapat mengalami pitak pada kepala. Mereka mungkin merasa lamban dan mudah marah. Indra perasa dan penciuman mungkin terganggu. Ruam dapat muncul. Pada pria, produksi sperma dapat berkurang. Sistem kekebalan tubuh dapat terganggu, dan luka dapat sembuh lebih lambat dan kurang sempurna.

Jika wanita hamil mengalami defisiensi seng, berat badan bayi dapat kurang dari yang diperkirakan pada saat lahir atau lahir prematur.

Pada akrodermatitis enteropatik, gejala biasanya muncul saat bayi yang terkena disapih. Gangguan ini dapat menyebabkan diare dan rambut rontok. Ruam terjadi di sekitar mata, hidung, dan mulut serta di bokong. Sistem imun dapat terganggu, sehingga menyebabkan banyak infeksi. Bayi mungkin tidak tumbuh seperti yang diharapkan.

Diagnosis Defisiensi Seng

  • Evaluasi dokter

  • Respons terhadap suplemen seng

  • Tes darah dan tes urine

Dokter mencurigai defisiensi seng berdasarkan keadaan, gejala, dan respons orang tersebut terhadap suplemen seng. Tes darah dan urine untuk mengukur kadar seng juga dilakukan tetapi mungkin tidak menentukan status seng secara akurat.

Pengobatan untuk Defisiensi Seng

  • Suplemen seng

Suplemen seng diberikan secara oral hingga gejala mereda. Suplemen seng juga efektif untuk akrodermatitis enteropatik.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!