Dakriostenosis

OlehRichard C. Allen, MD, PhD, University of Texas at Austin Dell Medical School
Ditinjau OlehSunir J. Garg, MD, FACS, Thomas Jefferson University
Ditinjau/Direvisi Dimodifikasi Feb 2024
v798068_id

Dakriostenosis adalah penyempitan saluran nasolakrimal, yang menguras air mata dari mata.

Dakriostenosis dapat muncul sejak lahir (kongenital) atau terjadi setelah lahir (didapatkan). Salah satu jenisnya dapat menyebabkan mata berair atau infeksi pada kantung (lakrimal) air mata (dakriosistitis).

Dakriostenosis bawaan

Dakriostenosis bawaan dapat terjadi akibat kurangnya perkembangan bagian mana pun dari saluran nasolakrimal. Paling sering, ujung saluran nasolakrimal tersumbat. Hasilnya adalah luapan air mata yang mengalir di pipi (epifora) atau menyebabkan kerak yang menetap. Satu atau kedua mata dapat terkena.

Masalah ini biasanya pertama kali diketahui pada bayi berusia 3 hingga 12 minggu. Jenis penyumbatan ini biasanya menghilang tanpa pengobatan pada usia 6 sampai 9 bulan, seiring berkembangnya sistem nasolakrimal. Sampai anak berusia sekitar 1 tahun, dokter sering menyarankan agar orang tua memijat kantong air mata dengan lembut 4 atau 5 kali per hari untuk membantu mengurangi penyumbatan.

Jika penyumbatan tidak hilang pada saat anak berusia sekitar 1 tahun, dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (ahli otorinolaringologi) atau spesialis mata (oftalmologis) mungkin harus membuka saluran nasolakrimal dengan probe kecil, yang biasanya dimasukkan melalui bukaan saluran (punctum) di sudut dalam kelopak mata di dekat hidung. Anak biasanya diberikan anestesi umum untuk prosedur ini.

Dari Mana Air Mata Berasal

Dakriostenosis yang dialami

Dakriostenosis yang dialami sering kali terjadi akibat penyempitan saluran yang berkaitan dengan usia. Hal ini juga dapat terjadi akibat luka parut setelah cedera atau pembedahan atau dari gangguan yang menyebabkan inflamasi seperti sarkoidosis atau granulomatosis dengan poliangiitis (sebelumnya disebut granulomatosis Wegener). Konjungtivitis kronis, jenis kemoterapi tertentu, efek samping terhadap tetes mata tertentu, penyakit autoimun, dan radiasi juga dapat menyebabkan penyempitan saluran. Sekadar memasukkan probe, seperti yang dilakukan dengan dakriostenosis kongenital, biasanya tidak efektif. Jika dakriostenosis menyebabkan infeksi yang persisten, air mata berlebih yang mengganggu, atau berulang, maka pembedahan (dakriosistorinostomi [DCR]) mungkin diperlukan untuk membuat saluran antara kantung air mata dan hidung.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!