Cedera Aksonal Difus

OlehGordon Mao, MD, Indiana University School of Medicine
Ditinjau OlehDavid A. Spain, MD, Department of Surgery, Stanford University
Ditinjau/Direvisi Oct 2024 | Dimodifikasi Nov 2024
v740050_id

Cedera akson difus adalah cedera yang meluas pada akson, bagian dari sel saraf, di otak yang dapat terjadi akibat cedera kepala.

Impuls saraf meninggalkan sel saraf melalui bagian dari sel saraf yang disebut akson. Pada cedera aksonal difus, akson di seluruh otak mengalami kerusakan.

Struktur Khas Sel Saraf

Sel saraf (neuron) terdiri dari badan sel besar dan serabut-serabut saraf—satu ekstensi memanjang (akson) untuk mengirimkan impuls dan biasanya beberapa cabang (dendrit) untuk menerima impuls. Impuls dari akson 1 sel saraf melintasi sinaps (sambungan antara 2 sel saraf) menuju ke dendrit sel lain.

Setiap akson besar dikelilingi oleh oligodendrosit di otak dan sumsum tulang belakang dan oleh sel-sel Schwann di sistem saraf perifer. Membran sel-sel ini terdiri atas lemak (lipoprotein) yang disebut mielin. Membran-membran tersebut membungkus akson secara rapat, sehingga membentuk selubung berlapis. cSelubung mielin ini menyerupai isolasi, seperti yang ada menyelubungi kabel listrik. Impuls saraf bergerak lebih cepat pada saraf yang memiliki selubung mielin daripada saraf yang tidak memiliki selubung mielin.

Penyebab umum cedera aksonal difus antara lain adalah jatuh dan tabrakan kendaraan bermotor. Cedera aksonal difus dapat terjadi pada trauma kepala abusif (sindrom guncangan pada bayi), ketika guncangan hebat atau melempar bayi menyebabkan cedera otak. Akibat cedera aksonal difus, sel otak dapat mati, menyebabkan pembengkakan otak, sehingga meningkatkan tekanan di dalam tengkorak (tekanan intrakranial). Peningkatan tekanan dapat menambah cedera dengan menurunkan pasokan darah ke otak.

Cedera aksonal difus biasanya menyebabkan hilang kesadaran yang berlangsung lebih dari 6 jam dan kurang dari 8 jam. Terkadang orang yang cedera mengalami gejala kerusakan otak lainnya. Peningkatan tekanan di dalam tengkorak dapat menyebabkan koma.

Pemindaian tomografi terkomputasi (CT) biasanya tidak menunjukkan tanda-tanda perdarahan di otak, sehingga pencitraan resonansi magnetik (MRI) biasanya dilakukan untuk mendeteksi cedera aksonal difus.

Pengobatan cedera aksonal difus serupa dengan pengobatan untuk cedera kepala lainnya. Misalnya, dokter memastikan bahwa pernapasan dan tekanan darah sudah memadai dan mengambil langkah-langkah untuk menjaga agar tekanan di dalam tengkorak tidak meningkat terlalu banyak.

Pembedahan tidak membantu.

(Lihat juga Gambaran Umum Cedera Kepala.)

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!