Gangguan Kecemasan Akibat Perpisahan

OlehJosephine Elia, MD, Sidney Kimmel Medical College of Thomas Jefferson University
Ditinjau OlehAlicia R. Pekarsky, MD, State University of New York Upstate Medical University, Upstate Golisano Children's Hospital
Ditinjau/Direvisi May 2023 | Dimodifikasi Jul 2025
v12819101_id

Gangguan kecemasan akibat perpisahan melibatkan kecemasan yang kuat dan terus-menerus tentang berada jauh dari rumah atau dipisahkan dari orang-orang yang dikasihi anak, biasanya orang tua.

  • Sebagian besar anak-anak merasakan kecemasan akibat perpisahan tetapi biasanya bisa melalui kondisi tersebut.

  • Anak-anak dengan gangguan kecemasan akibat perpisahan sering menangis dan memohon kepada orang yang pergi dan, setelah orang itu pergi, hanya berpikir untuk berkumpul kembali.

  • Dokter mendasarkan diagnosis pada gejala serta intensitas dan durasinya.

  • Terapi perilaku biasanya efektif, dan psikoterapi individu dan keluarga dapat membantu.

  • Pengobatan ini bertujuan agar anak-anak dapat kembali ke sekolah sesegera mungkin.

(Lihat juga Gambaran Umum tentang Gangguan Kecemasan pada Anak-anak.)

Tingkat kecemasan akibat perpisahan tertentu adalah hal yang normal dan terjadi pada hampir semua anak, terutama pada anak-anak yang masih sangat kecil. Anak-anak merasakannya ketika orang yang mereka sayangi pergi. Orang tersebut biasanya adalah ibu, tetapi bisa juga orang tua lain atau pengasuh yang lain. Kecemasan biasanya berhenti saat anak-anak mengetahui bahwa orang tersebut akan kembali. Pada gangguan kecemasan akibat perpisahan, kecemasan jauh lebih intens dan berlangsung lebih lama dari yang diharapkan untuk usia dan tingkat perkembangan anak. Gangguan kecemasan akibat perpisahan biasanya terjadi pada anak-anak yang lebih muda dan jarang terjadi setelah pubertas.

Beberapa tekanan hidup, seperti kematian kerabat, teman, atau hewan peliharaan atau pindah lokasi atau pindah sekolah, dapat memicu gangguan kecemasan akibat perpisahan. Selain itu, orang dapat mewarisi kecenderungan merasa cemas.

Gejala Gangguan Kecemasan Akibat Perpisahan

Anak-anak dengan gangguan kecemasan akibat perpisahan mengalami penderitaan hebat saat terpisah dari rumah atau dari orang-orang yang dekat dengan mereka. Adegan dramatis biasanya terjadi selama perpisahan. Adegan perpisahan biasanya menyakitkan bagi orang tua dan anak. Anak-anak sering meratap dan memohon dengan putus asa sehingga orang tua tidak bisa pergi, memperpanjang adegan tersebut dan membuat perpisahan menjadi lebih sulit. Jika orang tua juga cemas, anak-anak menjadi lebih cemas, menciptakan lingkaran setan.

Setelah orang tua pergi, anak-anak terpaku untuk dapat bersatu kembali. Mereka sering kali perlu tahu di mana posisi orang tuanya dan disibukkan dengan ketakutan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi pada mereka atau orang tua mereka. Beberapa anak memiliki kekhawatiran berlebihan yang terus-menerus bahwa mereka akan kehilangan orang tua karena penculikan, penyakit, atau kematian.

Bepergian sendiri membuat anak-anak ini tidak nyaman, dan mereka dapat menolak masuk sekolah atau perkemahan atau berkunjung atau menginap di rumah teman. Beberapa anak tidak dapat tinggal sendirian di dalam ruangan, berpegangan pada orang tua, atau mengikuti orang tua di sekitar rumah.

Kesulitan saat tidur umum terjadi. Anak-anak dengan gangguan kecemasan akibat perpisahan dapat bersikeras agar orang tua atau pengasuh tetap berada di dalam kamar sampai mereka tertidur. Mimpi buruk dapat mengungkapkan ketakutan anak-anak, seperti kehancuran keluarga karena kebakaran atau bencana lainnya.

Anak-anak sering mengalami gejala fisik, seperti sakit kepala atau sakit perut.

Anak-anak biasanya terlihat normal saat ada orang tua. Akibatnya, masalah tersebut mungkin terlihat tidak terlalu parah.

Semakin lama gangguan berlangsung, semakin parah jadinya.

Diagnosis Gangguan Kecemasan Akibat Perpisahan

  • Kunjungan ke dokter atau spesialis kesehatan perilaku

Dokter mendiagnosis gangguan kecemasan akibat perpisahan berdasarkan deskripsi perilaku anak di masa lalu dan terkadang dengan mengamati adegan saat perpisahan. Gangguan ini didiagnosis hanya jika gejala berlangsung setidaknya sebulan dan menyebabkan tekanan besar atau sangat mengganggu fungsi sehari-hari.

Pengobatan untuk Gangguan Kecemasan Akibat Perpisahan

  • Terapi perilaku

Terapi perilaku digunakan untuk mengobati gangguan kecemasan akibat perpisahan. Ini dilakukan dengan mengajar orang tua dan pengasuh untuk menjaga agar adegan perpisahan dilakukan sesingkat mungkin dan melatih mereka untuk bereaksi terhadap protes secara tepat. Psikoterapi individu dan keluarga juga berguna.

Memungkinkan agar anak-anak dapat kembali bersekolah adalah tujuan segera. Ini mengharuskan dokter, orang tua, dan personel sekolah untuk bekerja sebagai tim. Membantu anak-anak membentuk kedekatan dengan salah satu orang dewasa di prasekolah atau di sekolah dapat bermanfaat.

Jika gangguannya parah, obat-obatan yang dapat mengurangi kecemasan, seperti jenis antidepresan yang disebut selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), dapat membantu.

Anak-anak cenderung mengalami kekambuhan setelah liburan dan jeda dari sekolah. Dengan demikian, orang tua sering disarankan untuk merencanakan perpisahan rutin selama periode ini untuk membantu anak-anak tetap terbiasa berada jauh dari mereka.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!