Komplikasi Setelah Perawatan Gigi

OlehJohn Safar, DDS, MAGD, ABGD, Texas A&M University College of Dentistry
Ditinjau OlehDavid F. Murchison, DDS, MMS, The University of Texas at Dallas
Ditinjau/Direvisi Dimodifikasi Nov 2024
v751847_id

Komplikasi setelah menjalani prosedur gigi mencakup pembengkakan dan nyeri, perdarahan, soket kering, osteomielitis, dan osteonekrosis rahang merupakan rangkaian dari masalah gigi darurat lainnya yang memerlukan perhatian segera.

Pembengkakan dan nyeri

Pembengkakan umum terjadi setelah prosedur gigi tertentu, terutama pencabutan gigi (ekstraksi) dan pembedahan periodontal. Kompres kantong es—atau lebih baik lagi, sekantong plastik kacang polong beku atau jagung (yang menyesuaikan dengan bentuk wajah)—ke pipi dapat mencegah pembengkakan. Terapi es dapat digunakan selama 18 jam pertama. Kompres dingin setidaknya harus ditempelkan pada pipi selama 25 menit setiap 1 sampai 2 jam sekali. Jika pembengkakan berlanjut atau meningkat setelah 3 hari atau jika nyeri semakin parah, infeksi mungkin telah terjadi, dan orang tersebut harus menghubungi dokter gigi.

Nyeri setelah prosedur gigi dapat bersifat sedang hingga berat. Seseorang dapat meminum berbagai pereda nyeri.

Perdarahan

Perdarahan setelah gigi diangkat adalah hal yang umum. Perdarahan di dalam mulut dapat terlihat lebih parah daripada yang sebenarnya karena sejumlah kecil darah dapat bercampur dengan air liur dan membuatnya terlihat banyak mengeluarkan darah daripada perdarahan yang sebenarnya. Biasanya perdarahan dapat dihentikan dengan tetap menekan lokasi pembedahan selama satu jam pertama, biasanya dengan menggigit sepotong kain kasa. Seseorang mungkin harus mengulangi proses tersebut 2 atau 3 kali. Menjaga kasa (atau kantong teh) tetap di tempatnya selama setidaknya satu jam adalah hal penting. Sebagian besar masalah dengan perdarahan terjadi karena orang tersebut sering mengeluarkan kompres untuk melihat apakah perdarahan telah berhenti. Apabila perdarahan berlanjut selama lebih dari beberapa jam, dokter gigi harus diberi tahu. Dokter gigi mungkin perlu membersihkan area perdarahan dan menutupnya melalui pembedahan dengan jahitan (suture).

Seseorang yang secara teratur meminum antikoagulan (obat yang mencegah pembekuan darah) seperti warfarin atau aspirin (bahkan jika hanya meminum 1 aspirin setiap beberapa hari) harus memberitahukannya ke dokter gigi seminggu sebelum pembedahan karena obat-obatan ini meningkatkan kecenderungan perdarahan. Dokter orang tersebut dapat menyesuaikan dosis atau menghentikan sementara obat beberapa hari sebelum pembedahan setelah berkonsultasi dengan dokter gigi.

Soket kering (alveolitis)

Soket kering (terbukanya tulang dalam soket, yang menyebabkan penyembuhan tertunda) dapat terjadi setelah pencabutan gigi belakang bawah dan bekuan darah normal tidak terbentuk di dalam soket. Umumnya, rasa tidak nyaman berkurang selama 2 atau 3 hari setelah pencabutan dan kemudian tiba-tiba memburuk, terkadang disertai dengan sakit telinga. Meskipun kondisi tersebut akan hilang dengan sendirinya setelah 1 hingga 2 minggu, dokter gigi dapat menempatkan perban yang direndam anestesi pada soket untuk menghilangkan rasa sakit. Dokter gigi akan mengganti perban setiap 1 hingga 3 hari hingga nyeri tidak dirasakan lagi setelah kain kasa dilepas selama beberapa jam. Sebagai alternatif, dokter gigi sering menggunakan pembalut komersial yang tidak perlu dilepas dan mengandung antimikroba serta pereda nyeri selain anestesi. Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) dapat diminum jika diperlukan untuk pemulihan nyeri tambahan.

Soket kering umumnya terjadi di kalangan orang yang merokok. Jika memungkinkan, seseorang tidak boleh merokok selama beberapa hari sebelum dan setelah pencabutan dilakukan. Wanita (terutama yang menggunakan kontrasepsi oral) juga beresiko tinggi mengalami soket kering.

Osteomielitis

Osteomielitis adalah infeksi tulang dan biasanya disebabkan oleh bakteri. Ketika osteomielitis terjadi di mulut, osteomielitis biasanya terjadi akibat infeksi pada rahang bawah. Seseorang biasanya mengalami demam, dan area yang terdampak terasa nyeri ketika ditekan dan membengkak. Dokter atau dokter gigi menggunakan sinar-x untuk membuat diagnosis. Orang dengan osteomielitis perlu meminum antibiotik untuk jangka waktu yang lama.

Osteonekrosis rahang

Osteonekrosis rahang merupakan kelainan yang mengakibatkan matinya tulang pada area tulang rahang setelah tulang rahang terpapar melalui jaringan gusi. Gangguan ini biasanya menyebabkan rasa sakit, gigi goyang, dan keluarnya nanah. Gangguan dapat terjadi setelah

  • Pencabutan gigi

  • Cedera

  • Terapi radiasi ke kepala dan leher (osteoradionekrosis)

  • Penggunaan obat-obatan bisfosfonat dalam dosis tinggi atau dalam jangka waktu yang lama

Osteonekrosis rahang juga dapat terjadi secara spontan. Gangguan ini terjadi pada beberapa orang yang diberi obat-obatan yang memperkuat tulang. Obat-obatan yang paling banyak digunakan adalah bisfosfonat, seperti alendronat, risedronate, ibandronate, dan zoledronate. Bisfosfonat tampaknya memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menyebabkan osteonekrosis rahang pada orang yang menjalani operasi mulut rahang bawah saat menggunakan bisfosfonat intravena, mereka yang sebelumnya telah menerima bisfosfonat melalui vena dalam dosis tinggi (umumnya dengan pengobatan kanker tertentu), atau mereka yang telah menggunakan bisfosfonat untuk jangka waktu yang lama. Risiko terjadinya osteonekrosis rahang jauh lebih rendah (sekitar 1 dari 1.000) pada orang-orang yang diberi bisfosfonat dalam dosis standar untuk osteoporosis untuk jangka waktu yang lebih singkat.

Pengobatan biasanya dilakukan dengan pembersihan beberapa tulang yang rusak (debridemen), mengonsumsi antibiotik oral, dan menggunakan obat kumur antibakteri.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!