Pilihan yang Harus Dilakukan Sebelum Kematian

OlehElizabeth L. Cobbs, MD, George Washington University;
Rita A. Manfredi, MD, George Washington University School of Medicine and Health Sciences;Joanne Lynn, MD, MA, MS, The George Washington University Medical Center
Ditinjau OlehMichael R. Wasserman, MD, California Association of Long Term Care Medicine
Ditinjau/Direvisi Dimodifikasi Jul 2024
v714417_id

Komunikasi yang jujur dan terbuka antara pasien dan dokter tentang preferensi perawatan di akhir kehidupan membantu memastikan kualitas hidup terbaik untuk pasien penyakit fatal. Dokter memberikan penilaian yang jujur terhadap kemungkinan manfaat pengobatan di akhir kehidupan dan kerugiannya, termasuk pengaruhnya terhadap kualitas hidup. Orang-orang mengungkapkan apa yang mereka ingin dan tidak ingin alami. Orang-orang memiliki kesempatan untuk menyatakan preferensi mereka terkait pengobatan, menetapkan batasan pada pengobatan tersebut, mengungkapkan permintaan mengenai di mana mereka ingin mengembuskan napas terakhir dan apa yang mereka harapkan untuk dilakukan ketika kematian terjadi, dan memutuskan apakah mereka ingin mendonorkan organ setelah kematian.

Biasanya, orang yang sakit serius atau sakit terminal akan terus menerima perawatan dari dokter reguler mereka, yang mungkin memiliki hubungan kepercayaan yang sudah lama terjalin. Namun, ada beberapa pengecualian. Misalnya, beberapa dokter mungkin menolak penggunaan sedasi terminal atau opium dosis tinggi untuk mengendalikan nyeri. Kedua pengobatan ini dapat lebih meringankan pasien dalam fase sekarat tetapi berpotensi sedikit mempercepat kematian (meskipun terkadang membantu orang tersebut hidup lebih lama). Jika seseorang memilih pengobatan tersebut dan dokter mereka tidak dapat memberikannya, maka orang tersebut dapat memilih untuk mendapatkan perawatan medis dari dokter lain.

Terkadang tim hospice dapat memberikan perawatan tersebut dan mengoordinasikan perawatan dengan dokter reguler dari pasien sekarat tersebut. Hospice adalah program perawatan dan dukungan bagi orang-orang yang kemungkinan besar akan meninggal dalam beberapa bulan. Perawatan hospice difokuskan pada kenyamanan dan kebermaknaan, bukan pada penyembuhan. Seseorang dapat menerima layanan hospice di rumah mereka atau di fasilitas perawatan kesehatan.

Memilih tim perawatan kesehatan untuk perawatan di akhir kehidupan

Ketika memilih dokter (atau tim perawatan lengkap), seseorang dengan kondisi yang berpotensi fatal (termasuk usia lanjut) harus mengajukan beberapa pertanyaan tentang perawatan di akhir kehidupan:

  • Apakah dokter menawarkan untuk mengobati gejala sepenuhnya (perawatan paliatif) di akhir kehidupan dan memberikan opioid kuat untuk mengelola rasa nyeri sepenuhnya?

  • Apakah dokter memiliki pengalaman substansial dalam merawat pasien yang sekarat?

  • Apakah dokter merawat orang tersebut hingga kematian di semua fasilitas—rumah sakit, panti jompo, atau rumah?

  • Apakah dokter tersebut cukup fleksibel untuk mengakomodasi pilihan pengobatan yang diprioritaskan bagi orang tersebut untuk perawatan di akhir kehidupannya?

  • Apakah dokter mengenal dengan baik layanan kesehatan rumah, layanan penunjang, dan layanan terapi di masyarakat—yang memenuhi syarat untuk mereka, bagaimana mereka dibayar, dan bagaimana membantu orang dan keluarga mendapatkan layanan yang lebih intensif bila diperlukan?

Dalam beberapa kasus, kurangnya pengalaman dokter diimbangi dengan hubungan saling percaya dan berlangsung lama yang terjalin antara dokter dan pasien serta keluarga dan kesediaan dokter untuk berkonsultasi dengan ahli lainnya.

Sistem perawatan meliputi program pemberian perawatan yang terdiri atas dokter, rumah sakit, panti jompo, dan lembaga perawatan kesehatan di rumah. Sistem perawatan mungkin bervariasi dalam hal biaya, penggantian biaya asuransi, serta biaya yang ditanggung pasien dan pembayaran yang ditanggung bersama (copayment). Mengajukan pertanyaan kepada dokter, perawat, pasien dan keluarga lain, pekerja sosial, dan manajer kasus dapat membantu seseorang menemukan tim klinis terbaik yang tersedia dan jaringan mereka, yang membentuk suatu sistem perawatan:

  • Apa pengobatan yang lebih mudah disediakan dalam jaringan yang berbeda?

  • Apa praktik yang biasa dilakukan dalam memberikan informasi tentang manfaat pengobatan yang mungkin dilakukan?

  • Bagaimana seseorang dapat berbicara dengan pasien dan keluarga lain yang telah diobati di sana?

  • Apakah ada pengobatan eksperimental yang tersedia?

  • Apakah tim melayani pasien dan keluarga secara berkala hingga akhir kehidupannya?

  • Apakah mereka bangga karena mampu memastikan kenyamanan, martabat, dan perawatan yang andal yang sesuai dengan preferensi pasien dan keluarga?

Memilih untuk mendonorkan organ setelah kematian

Orang yang sekarat mungkin ingin mendonorkan organ setelah kematian. Keputusan ini paling baik dibuat oleh orang yang sakit sebelum kematian terjadi dan dengan persetujuan keluarga.

Secara umum, orang yang sekarat karena penyakit kronis hanya dapat mendonorkan kornea, kulit, dan tulang. Orang tanpa penyakit kronis yang meninggal tiba-tiba biasanya dapat menyumbangkan lebih banyak organ, seperti ginjal, hati, jantung, dan paru-paru. Untuk menjadi donor organ, orang tersebut biasanya hanya perlu menandatangani kartu donor organ standar dan memberi tahu dokter dan keluarga.

Kekhawatiran umum yang dapat menghalangi sebagian orang menjadi donor organ dapat diatasi: Donor organ biasanya tidak memengaruhi bentuk tubuh saat pemakaman dan tidak mengharuskan keluarga untuk mengeluarkan biaya. Selain itu, organ tidak pernah diambil hingga kematian terjadi. Dokter harus mengetahui cara mengatur donor organ, bahkan sering kali bagi orang yang meninggal di rumah atau di panti jompo.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!