Cedera Uretra

OlehNoel A. Armenakas, MD, Weill Cornell Medical School
Ditinjau OlehLeonard G. Gomella, MD, Sidney Kimmel Medical College at Thomas Jefferson University
Ditinjau/Direvisi Dimodifikasi Jan 2025
v763968_id

Ureter adalah saluran yang membawa urine dari ginjal ke kandung kemih.

(Lihat Gambaran Umum Cedera Saluran Kemih dan Organ Genitalia.)

Organ-organ Saluran Kemih

Saluran kemih terdiri dari ginjal, ureter (saluran yang membawa air seni dari ginjal ke kandung kemih), kandung kemih, dan uretra (saluran yang mengalirkan urine keluar dari tubuh). Organ-organ ini dapat cedera akibat benda tumpul (seperti yang terjadi pada kecelakaan kendaraan bermotor atau terjatuh) atau oleh benda tajam (seperti akibat tembakan atau penusukan). Cedera juga dapat terjadi secara tidak disengaja selama pembedahan.

Sebagian besar cedera pada ureter terjadi selama operasi panggul atau perut, seperti pengangkatan rahim (histerektomi) atau usus besar (kolektomi), persalinan caesar, atau perbaikan aneurisma aorta abdomen, atau selama ureteroskopi (pemeriksaan ureter dengan tabung pengamatan yang kaku atau fleksibel). Penyebab cedera ureter lainnya yang jarang terjadi adalah cedera penetrasi akibat luka tembakan atau luka tusukan. Meskipun jarang terjadi, cedera tumpul, terutama yang menyebabkan batang tubuh bengkok ke belakang, dapat memisahkan bagian atas ureter dari ginjal; cedera seperti ini lebih banyak terjadi pada anak-anak dan remaja.

Komplikasi

Jika cedera ureter tidak diobati, komplikasi dapat terjadi, seperti

  • Terbentuknya kumpulan nanah (abses)

  • Sumbatan aliran urine

  • Kebocoran dan infeksi urine yang persisten

  • Penyempitan ureter (striktur)

  • Pembentukan sambungan yang abnormal dengan struktur abdomen lainnya (fistula)

Gejala Cedera Ureter

Orang dengan cedera ureter dapat mengeluhkan hanya rasa sakit di perut atau di antara tulang rusuk dan pinggul (pinggang), atau mereka dapat melihat urine keluar dari luka mereka. Demam dapat menyertai infeksi yang disebabkan oleh kebocoran urine yang persisten. Darah dapat muncul di dalam urine.

Diagnosis Cedera Ureter

  • Tes pencitraan, bedah eksploratif, atau keduanya

Karena cedera ureter jarang menjadi penyebab yang paling mungkin dari gejala tersebut, cedera pada ureter mungkin tidak dapat dikenali dengan segera. Biasanya, dokter mencurigai adanya cedera ketika seseorang yang mengalami gejala baru-baru ini menjalani prosedur bedah atau ketika seseorang memiliki luka yang menembus perut.

Jika diduga terjadi cedera ureter, maka diperlukan tes pencitraan. Tes awal sering kali berupa tomografi terkomputasi (CT) dengan agen kontras radiopak (cairan yang terlihat pada sinar-x). Terkadang, urografi retrograde (pengambilan foto sinar-x yang diambil setelah agen kontras radiopak dimasukkan langsung ke ujung ureter) dilakukan, biasanya selama sistoskopi (melewatkan tabung pengamatan fleksibel melalui uretra ke dalam kandung kemih). Terkadang, cedera ureter teridentifikasi selama pembedahan.

Pengobatan Cedera Ureter

  • Untuk cedera ringan, digunakan stent ureter atau slang drainase urine

  • Untuk cedera berat, dilakukan pembedahan

Beberapa cedera ureter ringan dapat diobati dengan memasangslang fleksibel (stent) di dalam ureter baik melalui kandung kemih atau melalui ginjal menggunakan jarum yang disisipkan ke bagian samping orang yang cedera (nefrostomi perkutan). Pengobatan ini mengalihkan urine agar tidak mengalir melalui ureter dan biasanya dibiarkan selama 2 hingga 6 minggu, untuk mendukung penyembuhan ureter. Jika cedera ureter tidak sembuh meskipun sudah menggunakan stent, maka pembedahan tambahan mungkin perlu dilakukan. Pada orang dengan cedera yang lebih berat, pembedahan mungkin diperlukan untuk merekonstruksi ureter.

Pengobatan membantu mencegah komplikasi cedera ureter. Jika komplikasi terjadi terlepas dari upaya untuk mencegahnya, maka komplikasi tersebut harus diobati.

Uji Pengetahuan Anda
Uji Pengetahuan AndaTake a Quiz!